SURABAYA | bidik.news – Ekonomi Jawa Timur tahun 2024 secara komulatif (c-to-c) tumbuh 4,93%. Nilai tersebut lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi Jatim periode yang sama tahun 2023 sebesar 4,95% (c-to-c). Sementara pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang tahun 2024 mencapai 5,03%.
Kepala BPS Jatim, Zulkipli, Rabu (5/2/2025) menyebutkan, dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Transportasi dan Pergudangan yang tumbuh 9,50%.
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PKLNPRT) yang tumbuh 12,49%,” katanya.
Sedangkan ekonomi Jatim triwulan IV/2024 dibanding triwulan IV/2023 tumbuh 5,03% (y-on-y). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib yang tumbuh 11,39%.
“Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (PK-LNPRT) yang tumbuh 9,53%,” ujarnya.
Ditambahkannya, pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan IV/2024 terhadap triwulan III/2024 mengalami kontraksi 0,77% (q-to-q). Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 6,63%.
“Dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (P-KP) yang tumbuh 8,16%,” tegasnya.
Dijelaskan Zulkipli, Lapangan Usaha Industri Pengolahan mendominasi struktur ekonomi Jatim pada triwulan IV/2024 dengan kontribusi 31,29%. Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PK-RT) dengan kontribusi sebesar 60,96%.
“Perekonomian Jatim tahun 2024 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp3.168,29 triliun, dan PDRB per kapita mencapai Rp75,77 juta,” pungkasnya.