SURABAYA –Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat terjadi inflasi pada Maret 2020 sebesar 0,08% pada kelompok kesehatan atau ada kenaikan indeks dari 102,76 poin pada Februari 2020 menjadi 102,84 poin pada Maret 2020.
Kepala BPS Jatim, Dadang Hardiwan saat konferensi pers online mengatakan, salah satu faktor terjadi kenaikan disebabkan wabah Covid-19. Sehingga kelompok kesehatan menjadi hal utama pada Maret 2020.
“Penyebaran Covid-19 merata di Indonesia dan di luar negeri. Di Jatim, kelompok naik dikarenakan kenaikan di obat-obatan dan produk kesehatan. Sedangkan untuk jasa kesehatan seperti jasa rawat jalan/inap/kesehatan lainnya tidak mengalami perubahan,” kata Dadang, Rabu (1/4/2020).
Dari 4 sub kelompok pada kelompok ini, 2 sub kelompok mengalami inflasi dan 2 sub kelompok tidak mengalami perubahan. Sub kelompok yang mengalami inflasi yakni obat-obatan dan produk kesehatan 0,12% dan sub kelompok jasa rawat jalan 0,09%.
Sementara sub kelompok yang tidak mengalami perubahan, yaitu jasa rawat inap dan jasa kesehatan lainnya. Kelompok ini pada Maret 2020 memberikan andil/sumbangan inflasi 0,002 poin.
Selain kesehatan, kelompok lain yang juga mengalami inflasi, yaitu kelompok pakaian dan alas kaki 0,10%, kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga 0,01%, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga 0,16% serta kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan 0,03%.
“Yang mengalami inflasi juga dialami pada kelompok lain, yakni pendidikan 0,01% dan penyediaan makanan dan minuman atau restoran 0,07% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 1,29%,” katanya.
Secara umum Jatim mengalami deflasi 0,01% di Maret 2020, yaitu dari 104,04 poin pada Februari 2020 menjadi 104,03 poin pada Maret 2020. Dengan tingkat inflasi tahun kalender Maret 2020 sebesar 0,80%, dan tingkat inflasi tahun ke tahun 2,27%. Deflasi, didominasi kelompok transportasi 0,85% serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya 0,41%.
Sementara pada beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Maret 2020 terjadi pada angkutan udara. Pada kelompok transportasi mengalami deflasi 0,1137%. Komoditas yang dominan memberikan sumbangan deflasi adalah angkutan udara 0,13%.
“Komoditas lain yang memberikan andil deflasi adalah cabai merah, cabai rawit, bawang putih, melon, semangka, kentang, bioskop, daging ayam ras, dan minyak goreng.
Sedangkan, komoditas yang dominan memberikan sumbangan inflasi, yaitu telur ayam ras 0,04%, kangkung dan bayam 0,03%,” ujar Dadang.
Penghitungan angka inflasi dari 8 kota IHK di Jatim selama Maret 2020, 7 kota mengalami inflasi, dan 1 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Jember 0,34%. Selanjutnya Banyuwangi 0,27%, Madiun 0,19%, Kediri 0,11%, Sumenep 0,09%, Probolinggo 0,04%, dan Surabaya 0,01%. Sedangkan kota yang mengalami deflasi terjadi di Malang 0,41%.