SURABAYA l bidik.news – Pemerintah berencana memblokir game Roblox karena dianggap mengandung banyak konten kekerasan. Wacana ini memantik pro dan
kontra.
“Tidak hanya Roblox saja yang harus diblokir, media sosial lainnya juga dilakukan hal yang sama yang mana pemerintah harus melakukan pembatasan akses media sosial bagi anak.Pengaruh media sosial sangat luar biasa bagi perkembangan anak sehingga perlu pembatasan akses,” jelas wakil ketua komisi E DPRD Jawa Timur Jairi Irawan, Rabu
(13/8/2025).
Menurut politisi Golkar ini,media sosial dapat memberikan dampak negatif bagi anak-anak, termasuk gangguan perkembangan, masalah kesehatan, dan perilaku negatif. Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan tidur, serta dapat mengganggu interaksi sosial dan kemampuan berbahasa. “Selain itu, anak-anak juga rentan terhadap
cyberbullying dan terpapar konten yang tidak pantas,” jelasnya.
Jairi mengatakan ada kekhawatiran orang tua akan pengaruh negatif media sosial terhadap anak diantaranya salah contoh konten kekerasan yang bisa ditiru oleh anak-anak, terutama karena mereka belum bisa membedakan dunia nyata dan dunia virtual.
Selain kekerasan, ada juga kekhawatiran tentang konten lain seperti ujaran kebencian, pornografi, dan judi online yang bisa masuk ke platform. “Ada kekhawatiran juga bahwa permainan daring bisa membuat anak-anak menarik diri dari interaksi sosial di dunia nyata dan terpapar konten negatif,” tandasnya.
Roblox adalah platform permainan daring yang memungkinkan pengguna membuat, berbagi, dan memainkan berbagai pengalaman 3D yang dibuat oleh pengguna lain. Ini bukan hanya sekadar permainan, tetapi juga platform sosial tempat pengguna dapat berinteraksi, berkreasi, dan berkolaborasi dalam dunia virtual yang beragam.
Dunia maya kian atraktif dengan kreasi-kreasi baru. Gim telah memicu ekonomi besar yang menciptakan industrialisasi. Namun, dampaknya secara sosial juga tak sedikit. Seperti game online Roblox yang tengah populer.
Sejumlah laporan telah lebih dulu menunjukkan gelagat pengaruh gim terhadap anak-anak. Pada April 2025, ADL Center on Extremism (COE) merilis potensi kekerasan di Roblox karena salah satu pengembangnya, Active Shooter Studios, menciptakan peta Roblox yang mereplikasi penembakan massal di dunia nyata.(Rofik )