BANYUWANGI | bidik.news – Kabupaten Banyuwangi dinilai daerah dengan inflasi sangat terjaga.
Hal itu dilontarkan Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan saat meninjau sejumlah bahan pokok di Pasar Rogojampi, Banyuwangi, didampingi Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, Selasa (4/2/2024).
“Tadi saya lihat sendiri, di sini (Banyuwangi-red) harga paling murah. Secara umum harga sembako di bawah rata rata harga nasional. Jadi termasuk yang sangat murah, berarti disini inflasinya sangat terjaga,” kata Menko Zulhas, sapaan akrab Zulkifli, yang melakukan kunjungan kerja di Banyuwangi selama dua hari berada di Banyuwangi (3-4/2/2025).
Di Pasar Rogojampi, Zulhas mengunjungi lapak-lapak pedagang sembako. Dia memeriksa sejumlah harga bahan pangan, mulai beras, daging ayam, daging sapi, minyak goreng, dan telur.
“Harga telur disini Rp 26 ribu, sangat murah. Kalau menurut hitungan kami harusnya Rp 28 ribu agar ada keseimbangan harga dengan peternak,” ujar Menko.
Di pasar, Zulhas juga menemukan daging ayam dijual Rp. 30 ribu oleh pedagang. “Ayam dijual Rp 30 ribu. Bawang merah juga disini murah padahal bukan daerah penghasilnya.
Hanya cabai saja yang memang masih mahal Rp. 60 ribu,” ujarnya.
Dalam kunjungan itu, harga daging sapi Rp 130 ribu/kg, beras SPHP kemasan 5 Kg dijual Rp 59 ribu, dan beras non SPHP kemasan 5 Kg dijual Rp 73 – 75 ribu.
Menko juga meninjau langsung operasi pasar murah yang digelar pemkab bersama Bulog. Di situ dijual sejumlah komoditas seperti beras, minyak goreng, gula, tepung terigu, elpiji 3 Kg, telur, dan bahan-bahan makanan lainnya seperti sarden dan mi instan.
Bupati Ipuk Fiestiandani mengatakan, salah satu kunci terjaganya inflasi di Banyuwangi adalah kekompakan tim pengendali inflasi daerah (TPID) dan seluruh pemangku kepentingan.
Pemkab secara rutin memonitor kondisi pasar dan intens berkoordinasi dengan Bulog dan pemangku kepentingan untuk ketersediaan pangan daerah.³
“Kami terus berkoordinasi seperti dengan Bulog. Terutama pada momen-momen khusus yang sekiranya permintaan pasar meningkat,” ujarnya.
Banyuwangi juga melakukan strategi pengendalian inflasi seperti menggelar pasar murah dan Gerakan Pangan Murah yang melibatkan pelaku usaha dan Gapoktan, asosiasi petani cabai, instansi vertikal, Bulog, Perpadi dan Hiswana migas.
Selain itu Banyuwangi juga membuat Toko Pengendalian Inflasi (Top Si Wangi), dan perbaikan infrastruktur jalan untuk keperluan mobilitas distribusi bahan pokok.(nng)