BIDIK NEWS | BANYUWANGI – Ratusan warga memblokade akses jalan kendaraan truck logistik yang keluar dari lokasi tambang emas Tumpang Pitu, Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Sabtu (05/01) malam.
Ratusan warga sekitar lokasi tambang emas Tumpang Pitu tersebut, mulai berkumpul di area jembatan Pesanggaran – Siliragung pukul 21.00 Wib.
Selanjutnya, sekitar pukul 22.00 wib warga mulai memblokade jalan, dan tidak mengizinkan 8 unit kendaraan truck pengangkut logistik yang keluar dari lokasi tambang emas Tumpang Pitu melewati jalan tersebut, dengan alasan kelas jalan tidak layak untuk kendaraan berat jenis truck tronton.
“Jalan ini tidak layak dilewati kendaraan truck tronton, akibatnya jalan jadi rusak karena bukan kelasnya. Mereka juga tidak ada tanggung jawabnya,” lontar warga dengan nada emosi.
Sejumlah warga menduga bahwa saat ini ijin rekomendasi yang diberikan Dinas PU Propinsi Jatim telah habis. Karena itu, warga menuntut agar PT. Bumi Suksesino (BSI) selaku pengelola tambang emas Tumpang Pitu untuk bertanggung jawab atas segala kerusakan prasarana jalan yang ditimbulkan dalam kurun waktu 2 x 24 jam.
“Jalan ini bukan jalan Propinsi, ini jalan Desa,” cetus salah satu warga dalam gerombolan.
Hingga pukul 02.00 Wib, aksi blokade jalan yang dilakukan warga berhenti setelah salah seorang petugas pengamanan Obyel Vital Nasional (Obvitnas) PT. BSI menemui warga dan berjanji akan menyampaikan aspirasi warga kepada pihak PT. BSI Senin (07/01) besok.
Kepala Pengamanan Obvitnas PT. BSI, Kompol Mustakim saat dikonfirmasi melalui telepon selulernya tidak ada jawaban, dan saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp tidak ada jawaban.
Sementara, Humas Bidang Publikasi PT. BSI, Mukit saat dikonfirmasi via pesan Whatsapp telepon selulernya juga tidak ada jawaban.
Aksi warga tersebut, buntut dari aksi pembagian stiker tolak tambang emas saat berlangsungnya acara simulasi penanggulangan bencana tsunami di pantai Mustika, Pancer Kecamatan Pesanggaran, Sabtu (05/01) siang.
Warga marah, karena saat aksi pembagian stiker tolak tambang sempat dihentikan oleh petugas keamanan, sehingga membuat seorang ibu pingsan karena dipaksa keluar dari arena simulasi yang dihadiri oleh Kapolda Jatim, Pangdam Jaya dan Forpimda Banyuwangi.(nng)