SURABAYA –- Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menunjukkan keseriusannya meningkatkan kualitas SDM, khususnya tenaga pengajar. Dimana Unair mengukuhkan 4 guru besar, diantaranya dari Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Fakultas Sains dan Teknologi (FST), serta 2 dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH).
Prof. Dr. Elly Munadziroh, drg., M.S., profesor bidang Ilmu Material Kedokteran Gigi (FKG). Prof. Dr. Ir. Sri Hidanah M.S., profesor bidang Ilmu Produksi Ternak (FKH). Prof. Dr. Pratiwi Pudjiastuti, Dra. M.Si., profesor bidang Ilmu Kimia (FST). Serta Prof. Dr. Wiwik Misaco Yuniarti drh., M.Kes., profesor bidang Ilmu Penyakit Dalam Veteriner (FKH).
Dikukuhkan di Aula Garuda Mukti, Kantor Manajemen Unair, Sabtu (30/11/2019). Prof. Dr. Moh. Nasih SE., MT., Ak., Rektor Unair menyampaikan selamat kepada para guru besar yang dikukuhkan. “Eksistensi profesor tidak hanya pada nama. Tetapi lebih dari itu, harus dibuktikan dan didorong lalu dimanifestasikan pada karya yang membawa kemaslahatan umat,” ungkapnya.
Prof. Nasih menekankan, karya guru besar tidak boleh hanya berhenti di publikasi. Karena publikasi hanya bagian kecil dari kontribusi guru besar. Karya nyata berupa sumbangsih pada negara lah yang paling dibutuhkan.
Sedangkan Prof. Elly memaparkan terobosannya mengenai Secretory Leukocyte Protease Inhibitor (SLPI) yang berguna untuk menghambat protease, anti-bakteri, kontrol aktivitas leukosit, dan efek lain yang mempercepat proses penyembuhan luka kronis. Dalam hal ini Unair sukses membuat SLPI rekombinan lewat riset proteomik.
“Saya harap produk SLPI bisa menjadi bagian dari produk industri media yang memenuhi kebutuhan nasional dan menekan nilai material impor,” ungkap Prof. Elly.
Sementara Prof. Sri Hidanah memaparkan pentingnya pengembangan produk pakan bebas residu antibiotik. Merespon kebutuhan obat-obatan pada sektor peternakan, Prof. Sri menawarkan produk nano partikel ekstrak meniran sebagai pengganti Antibiotic Growth Promoters (AGP) yang memiliki nilai residu tinggi.
“Perlu diketahui, ekstrak meniran juga berguna untuk memacu pertumbuhan unggas, mencegah diare, mengurangi konversi pakan, serta mengurangi bau kotoran hewan ternak,” ungkapnya.
Prof. Pratiwi juga menyampaikan orasi ilmiahnya mengenai Cangkang Kapsul Rumput Laut sebagai Strategi Pengembangan Nutraseutikal Halal. Guru Besar FST itu menyoroti cangkang kapsul rumput laut yang berpotensi. Ke depan melalui inovasi Prof. Pratiwi, Unair siap menyumbangkan satu produk kepada pasar.
“Tidak berhenti pada cangkang nutraseutikal halal, harapannya ke depan, kami mampu mengembangkan produk-produk lain yang lebih progresif dari pengembangan rumput laut dengan teknologi nano,” tutup Prof. Pratiwi.
Prof. Wiwik pada kesempatan terakhir, menyampaikan buah delima yang berpotensi sebagai obat herbal pencegah fibrosis hati. Fibrosis sendiri merupakan kondisi atas respon penyembuhan luka akibat jejas (luka) berulang pada hati. Penelitian ini sendiri menjadi penting, karena hingga saat ini belum ditemukan terapi medis yang efektif bagi sirosis hati.
“Penelitian atas manfaat delima sendiri menunjukkan kebenaran alquran dalam surat Ar-Rahman dalam penelitian klinis. Karena delima telah terstandar 40% ellagic acid dan mampu mencegah fibrosis hati,” tuturnya.
Perlu diketahui, pada pengukuhan guru besar itu disebutkan, di 2019 Unair memperoleh pencapaian cemerlang dengan mengukuhkan total 21 guru besar. Ditemui di hari berbeda, Direktur Sumber Daya Manusia (SDM), Dr. Purnawan Basundoro, S.S., M.Hum., menyatakan, angka tersebut merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah berdirinya Unair.
“Hal ini terjadi karena selain sistem yang kini dipermudah, dosen-dosen Unair menunjukkan aktivitas akademik yang mengagumkan, khususnya pada pengamalan tri dharma perguruan tinggi dan publikasi jurnal internasional,” pungkasnya.