SURABAYA | Perpustakaan Nasional bekerjasama dengan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Jawa Timur menggelar Peer Learning Meeting Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel JW Marriott, Rabu-Jumat (6-8/11/2019) itu dihadiri Dra. Janti Suksmarini, MM. Kepala UPT Perpustakaan Proklamator Bung Karno dan Sekretaris Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Jatim, Hasto Hendarto. Serta ratusan peserta dari Provinsi, Kab. Ngawi, Ponorogo, Blitar, Lumajang, Banyuwangi, Gresik dan Pamekasan.
Hasto Hendarto mengatakan, perpustakaan berbasis inklusi sosial untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dimana perpustakaan harus berperan penting dalam meningkatkan pendapatan masyarakat desa setempat.
“Yang menjadi program prioritas utama kami di Jatim adalah perpustakaan harus bisa bekerjasama dengan stakeholder lain agar di masing-masing desa harus ada komunitas, entah itu komunitas peternak atau perajin yang literasinya kita didampingi. Dan komunitas-komunitas tersebut pusat informasi nya ada di perpustakaan desa,” katanya, Rabu (6/11/2019).
Di Jatim sendiri, kata Hasto, wilayah yang tergolong minat membaca masyarakatnya rendah adalah Madura, Trenggalek dan Pacitan. Bahan bacaan serta tingkat pendidikan rendah warganya adalah faktor utama penyebabnya.
“Untuk mengatasinya adalah dengan sistem rolling book. Jadi setiap tiga bulan sekali, bahan buku bacaan akan kita ganti yang baru. Jadi prioritas utama kami, dari minat baca harus bergeser meningkat menjadi gemar membaca,” ungkap Hasto.
Sementara itu, Dra. Janti Suksmarini, MM. menambahkan, transformasi berbasis inklusi sosial menjadi rencana besar Perpustakaan Nasional. Ini perlu dilakukan untuk meningkatkan minat baca masyarakat di Jawa Timur.
Pasalnya, budaya bertutur lebih digemari. Kebermanfaatan dan penyerapan ilmunya lebih cepat dibanding budaya bertutur. Untuk itu buku harus lebih dekat dengan kehidupan masyarakat, sehingga lebih bermanfaat.
“Sebenarnya, minat baca masyarakat Indonesia tidak rendah. Tetapi karena budaya tutur, dan sedikitnya bahan bacaan serta terbatasnya tempat-tempat ketersediaan buku,” tegasnya.
Kesimpulannya, dalam Peer Learning Meeting itu diharapkan, kedepan perpustakaan dapat berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Karena itu Pemprov Jatim bersama Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melakukan koordinasi program-program unggulan perpustakaan di daerah. (hari)