BANYUWANGI – Sebuah kapal Muatan Penumpang (KMP) Ferry yang berada di tengah perairan Selat Bali, Minggu (24/11/2019), tiba-tiba mengirim sinyal SOS meminta pertolongan. Kapal yang sarat penumpang tersebut, mengalami kebakaran dan kebocoran pada lambung kapal.
Selain mengirim sinyal SOS, awak kapal nahas tersebut juga meminta pertolongan lewat radio. “Mayday, Mayday, Mayday kami dari KMP Trisila Bhakti II minta pertolongan. Kapal kami mau tenggelam,” seru salah satu ABK.
Beruntung, permintaan pertolongan tersebut dapat tanggapan cepat dari Lanal Banyuwangi. Dengan sigap petugas Lanal Banyuwangi berkoordinasi dengan stakeholder terkait untuk melakukan aksi penyelamatan.

Para stakeholder terkait itupun, langsung mengerahkan armada speedboatnya untuk melakukan pertolongan. Tak hanya itu, satu unit helikopter dan pesawat hercules juga ikut diturunkan.
Lanal Banyuwangi, Kodim 0825 Banyuwangi, Basarnas, ASDP Ketapang, PT Pelindo III Banyuwangi, Polairud Polres dan sejumlah satuan kesehatan yang berasal dari sejumlah rumah sakit di Banyuwangi, bekerjasama mengevakuasi dan memberikan pertolongan kepada korban. Selain itu, Kopaska juga turut diterjunkan untuk mencari korban yang tenggelam.
Terlihat sejumlah korban yang masih berada di atas kapal dievakuasi dengan sebuah helikopter. Sedangkan korban yang nekat menceburkan diri ke laut maupun yang terjebak di dalam kapal berhasil dievakuasi petugas menggunakan speedboat.
Sesampainya di darat, para korban itupun langsung mendapatkan pertolongan pertama dari tim kesehatan. Selanjutnya para korban yang tak sadar diri maupun mengalami luka berat, langsung dilarikan ke Rumah Sakit terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis lebih lanjut.
Akibat peristiwa kecelakaan laut itu, beberapa penumpang ada yang ditemukan dalam keadaan tak bernyawa. Sisanya para penumpang ada yang mengalami luka ringan, sedang ataupun berat.

Aksi heroik tim SAR tersebut merupakan skenario dalam latihan pencarian dan pertolongan di perairan Selat Bali, Minggu (24/11). Aksi tersebut merupakan puncak kegiatan Latihan Search and Rescue (LatSAR), yang telah berlangsung sejak 18 November lalu.
Aksi yang dilaksanakan pada pukul 09.00-10.00 Wib itu, disaksikan langsung oleh Danlantamal V Laksamana pertama TNI Tedjo Sukmono, Asops Danlantamal V Kolonel Laut (P) Agus Prabowo, Lanal Banyuwangi Letkol Laut (P) Yulius Azz Zaenal, dan Tim Disopslatal.
Latihan Pencarian dan Pertolongan (SAR) tersebut dipimpin Danlanal Banyuwangi, Letkol Laut (P) Yulius Azz Zaenal, selaku pimpinan Sar Mission Coordinator (SMC), dan pengendali latihan Pasops Lanal Banyuwangi, Kapten Laut (P) Agung Suhendra.
“Sebelum dilaksanakan latihan ini, tentunya kita melaksanakan persiapan dulu, kemudian perencanaan dengan memberikan materi latihan kepada peserta latihan. Selanjutnya, gelar pasukan untuk mengetahui kesiapan personil dan peralatan. Kemudian dilanjutkan manuver di lapangan yaitu melakukan pencarian dan pertolongan di laut,” kata Laksamana Pertama TNI Tedjo Sukmono, Danlantamal V Surabaya.
Menurut Tedjo, latihan skala besar ini sangat berguna sekali. Pasalnya, dalam latihan ini kami (TNI AL) berusaha untuk meningkatkan kesiapsiagaan stakeholder terkait dalam operasionalnya, untuk dapat bekerja sama melakukan pencarian dan pertolongan kepada korban akibat kecelakaan di laut.

“Diharapkan (stakeholder terkait) bisa melaksanakan interoperabilitas. Yakni bekerja sama, satu pikir, satu pola tindakan, sehingga pelaksanaan SAR yang dilaksanakan di Banyuwangi ini bisa dilaksanakan secara cepat dan tepat,” imbuhnya.
Adapun, alasan dipilihnya Selat Bali menjadi tempat latihan SAR dalam skala besar tersebut, dikarenakan frekuensi penyeberangan dari Pelabuhan Ketapang ke Pelabuhan Gilimanuk maupun sebaliknya, sangat tinggi sekali.
“Kita ketahui frekuensi penyeberangan dalam sehari bisa mencapai 806 kali. Armada kapal Ferry ini bolak balik pulang pergi setiap tujuh menit,” jelasnya.
Sehingga, dengan padatnya lalu lintas perairan Selat Bali tersebut, sangat rawan terjadinya kecelakaan laut. Baik kecelakaan laut disebabkan human eror, seperti kelebihan muatan dan lupa mengaitkan tali kendaraan di kapal. Maupun, kecelakaan yang diakibatkan cuaca buruk, seperti arus perairan Selat Bali yang dikenal cukup kuat dan gelombang yang kadang kadang cukup tinggi. “Karena pertimbangan itulah mengapa Selat Bali dipilih untuk dijadikan tempat latihan SAR ini,” bebernya.
Latihan SAR tersebut diikuti ratusan personil dari stakeholder terkait yang ada di Banyuwangi maupun Gilimanuk, kegiatan berlangsung lancar tanpa ada kendala. Seluruh personil cukup cakap melaksanakan tugasnya masing masing sesuai rencana.