SURABAYA | bidik.news – Berbicara tentang dunia kecantikan tak akan ada habisnya. Klinik-klinik kecantikan terus berlomba-lomba menghadirkan pengetahuan medis serta teknologi terbaru guna memenuhi kebutuhan perawatan kulit yang semakin tinggi dari masyarakat.
Dimulai dari perawatan dengan ramuan tradisional di tahun 1950-an, kini teknis kecantikan telah menjadi gaya hidup di berbagai sudut perkotaan. Berdasarkan laporan Statista, pendapatan di pasar Kecantikan & Perawatan Diri mencapai US$7,23 miliar atau Rp111,83 triliun (dengan kurs 1 dollar Rp15,467.5) pada tahun 2022.
Berbagai kemajuan teknologi telah membuka peluang bagi semua klinik estetika terkemuka termasuk Facena Beauty Clinic, untuk menciptakan teknik perawatan, produk, serta layanan yang lebih efektif, personal, dan sesuai kebutuhan konsumen modern.
Setelah melewati 1 dekade, Facena tidak berhenti memupuk namanya melalui gebrakan perawatan dan produk terdepan. Salah satu inovasi terbaru yang kini mulai dikenalkan oleh beberapa klinik ternama adalah Oligio, sebuah alat peremajaan kulit berbasis teknologi radiofrekuensi (RF)
monopolar yang menghadirkan hasil optimal dengan prosedur yang minim downtime.
Oligio hadir sebagai jawaban atas kebutuhan pasien akan perawatan yang aman, efektif, dan nyaman. Dibanding dengan alat sejenis seperti Thermage, Oligio menawarkan sejumlah
keunggulan signifikan.
“Salah satu kelebihan yang paling disukai pasien adalah waktu
pengerjaan yang lebih singkat namun tetap memberi hasil maksimal. Ini menjadi solusi teknik baru buat mereka (pasien) yang punya gaya hidup sibuk” kata dr. Daniel Widiyanto, Founder sekaligus Aesthetic & Anti Aging Doctor of Facena Beauty Clinic, Jumat (8/8/2025) petang.
Selain itu, lanjutnya, Oligio didesain dengan teknologi kontrol suhu dan energi yang lebih stabil, sehingga lebih
minim rasa sakit dan risiko iritasi pasca-perawatan. Keunggulan lain dari Oligio adalah adanya teknologi multi-depth stimulation, yang memungkinkan energi RF menembus ke lapisan kulit yang berbeda secara presisi.
“Hal ini menjadikan hasil pengencangan kulit lebih merata dan tahan lama, cocok untuk pasien yang ingin perubahan peremajaan alami secara bertahap. Bila dibandingkan, perawatan Thermage
memang memiliki efektivitas tinggi namun seringkali disertai dengan rasa panas dan tidak nyaman selama prosedur,” ujar dr. Daniel.
Dijelaskannya, serupa dengan teknologi medis lainnya, keberhasilan perawatan Oligio tetap sangat bergantung pada 2 faktor penting: pengetahuan dokter yang selalu ter-update dan pengalaman klinis yang mumpuni.
“Klinik yang menghadirkan Oligio bukan hanya harus menyediakan alat canggih, tetapi juga tim medis yang memahami anatomi wajah, teknik pengaplikasian energi RF yang tepat, serta mampu melakukan diagnosis personal untuk tiap pasien,” tandasnya.
Setelah mengikuti beberapa seminar dari berbagai negara dalam mempelajari Oligio, dr. Daniel meluncurkan inovasi teknik terbaru berbasis Oligio, yang disebut dengan Trinity V-Lift. Perawatan ini menggabungkan 3 teknik utama yang digunakan di negara Korea Selatan,
Thailand, dan Malaysia.
Dokter dari negara tersebut telah memiliki pengalaman jauh lebih lama
terkait Oligio dikarenakan alat tersebut telah menjadi teknik paling populer di kalangan penikmat kecantikan di negara-negara tersebut.
Dokter di Korea Selatan cenderung menggunakan pendekatan berbasis anatomi mendalam dan presisi zona wajah, yang disebut sebagai layer-targeted approach, yaitu memetakan area wajah pasien berdasarkan kedalaman jaringan (superficial, mid, dan deep dermis) sebelum menentukan titik tembak RF dari Oligio.
Sementara klinik-klinik di Thailand kerap menggunakan pendekatan adaptive layering, yaitu teknik Oligio yang menyesuaikan kekuatan RF berdasarkan zona dan kondisi kulit tiap pasien. Berbeda dengan ke-2 negara itu, dokter-dokter di Malaysia menggunakan grid mapping technique, di mana wajah dibagi dalam zona-zona dengan jumlah tembakan tertentu, mengikuti panduan resmi Oligio namun disesuaikan dengan usia, elastisitas kulit, dan riwayat perawatan pasien.
Tentunya teknik dari ke-3 negara tersebut memiliki masing-masing kekurangan. Ketika dr. Daniel justru menggabungkan ke-3 teknik tersebut, ia menemukan titik cerah yang memberi efek positif untuk masing-masing kekurangan dari setiap teknik itu.
“Bisa saja saya pakai 1 teknik namun tidak bisa diaplikasikan ke semua wajah, jadi percuma. Nah dengan Trinity V-Lift kita bisa kerjain lebih banyak problem wajah. Hasil lebih sesuai target” sambung dr. Daniel saat ditanya tentang perawatan kombinasi teknik Trinity V-Lift.
Trinity V-Lift merupakan perawatan pengembangan dr Daniel yang ada di Facena Beauty Clinic. Trinity V-Lift sendiri adalah kombinasi perawatan berbasis Oligio yang menggabungkan tiga teknik dari negara Korea Selatan, Thailand, dan Malaysia, yaitu Stamp, Slow Moving, dan Fast Moving.
Masing-masing teknik ini memiliki fungsi tersendiri, dimana tujuan utamanya untuk menghasilkan pengencangan maksimal secara alami dan bertahap tanpa membuat muka
terlihat cowong (cekung), membentuk huruf V dengan proporsional.
Tidak seperti metode tradisional yang sering menimbulkan rasa nyeri atau iritasi, Trinity V-Liftberbasis Oligio ini memaksimalkan sistem kontrol suhu canggih yang menjaga kenyamanan kulit selama treatment berlangsung.
Hasilnya? Kulit terasa lebih kencang, bagian dahu hingga rahang terbentuk sesuai proporsi anatomi wajah, garis halus berkurang, dan kontur wajah tampak lebih tegas, semua itu didapat tanpa rasa sakit dan tanpa perlu waktu pemulihan panjang, sehingga pasien bisa langsung bebas beraktivitas setelah perawatan ini.
Sertifikasi resmi dari Oligio di Facena Beauty Clinic menjadi penanda penting bahwa dokter dan klinik telah mengikuti pelatihan khusus, memahami protokol medis internasional, serta memiliki pengetahuan teknis untuk mengoperasikan alat ini secara tepat.
Melalui kombinasi antara teknologi yang semakin maju, dokter yang terlatih secara profesional, serta pengawasan
sertifikasi yang ketat, pasien bisa mendapat hasil maksimal dari Trinity V-Lift berbasis Oligio secara aman. Lebih dari sekadar mengejar penampilan, inilah saatnya menjadikan perawatan estetika sebagai bagian dari perjalanan merawat diri secara sehat, ilmiah, dan
beretika. (*)