BIDIK NEWS | SURABAYA — Badan Pusat Statistika (BPS) Jatim merilis data ekspor-impor Jatim pada Maret 2018. Ekspor Jatim pada Maret 2018 mengalami kenaikan sebesar 10,42 persen dibanding Februari, yakni dari 1,64 miliar dolar AS menjadi 1,82 miliar dolar AS.
“Sementara dibanding Maret 2017, nilai ekspor naik 1,72 persen. Kenaikan disebabkan terjadi peningkatan nilai ekspor pada sektor migas maupun nonmigas,” kata Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono di kantornya, Senin (16/4).
Teguh menjelaskan, jika dibanding Februari, ekspor komoditas nonmigas naik 10,89 persen, yakni dari 1,52 miliar dolar AS menjadi 1,69 miliar dolar AS. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang 92,84 persen dari total ekspor Jatim pada Maret 2018. Kemudian, jika banding Maret 2017, nilai ekspor nonmigas Jatim naik 4,67 persen.
“Kenaikan juga terjadi pada komoditas migas, yang naik sebesar 4,73 persen dibanding Februari, yakni dari 124,23 juta dolar AS menjadi 130,10 juta dolar AS. Meskipun, komoditas migas hanya menyumbang 7,16 persen total ekspor Jatim pada Maret 2018,” katanya.
Jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, lanjut Teguh, maka pada Maret 2018, golongan Perhiasan atau Permata (HS 71) menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jatim dengan nilai transaksi sebesar USD 291,04 juta. Meskipun, nilai tersebut turun sebesar 8,16 persen jika dibanding transaksi pada Februari yang mencapai 316,91 juta dolar AS.
“Perhiasan atau permata berkontribusi sebesar 17,25 persen pada total ekspor nonmigas Jatim bulan ini. Golongan komoditas tersebut paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai sebesar 110,15 juta dolar AS,” ujar Teguh.
Peringkat kedua yang terbanyak diekspor Jatim adalah golongan komoditas tembaga (HS 74) yang menyumbang nilai ekspor 149,36 juta dolar AS atau naik 60,84 persen dibanding bulan sebelumnya. Tembaga menyumbang 8,85 persen dari total ekspor nonmigas Jatim dan utamanya dikirim ke negara Cina dengan nilai ekspor sebesar 55,54 juta dolar AS.
Teguh menambahkan, kelompok negara ASEAN masih menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas Jatim selama Maret 2018. Singapura menjadi negara utama dengan peranan sebesar 7,63 persen dari total ekspor nonmigas Jatim. Kemudian diikuti Malaysia 6,49 persen, dan Thailand 2,29 persen.
Tak hanya ekspor, impor Jatim pada Maret 2018 juga mengalami peningkatan. Meskipun peningkatannya hanya 0,90 persen dibanding Februari 2018. Yaitu dari 1,76 miliar dolar AS menjadi 1,78 miliar dolar AS.
“Kondisi yang meningkat ini ditunjukkan oleh kinerja impor komoditas nonmigas yang naik, walaupun impor migas mengalami penurunan. Impor migas pada Maret 2018 ke Jatim turun 9,97 persen, dari 383,65 juta dolar AS menjadi 345,42 juta dolar AS,” tutup Teguh. (hari)
Teks : Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono. (Foto : hari)