SAMPANG | bidik.news – Tradisi tahunan Rokat Tasek atau yang dikenal sebagai petik laut kembali digelar warga Desa Tamberu Timur, Kecamatan Sokobanah, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, pada Jumat (18/7/2025). Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur para nelayan kepada Allah SWT atas hasil laut yang melimpah.
Kegiatan dimulai dengan doa bersama di pinggir pantai, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi pelarungan sesajen ke tengah laut. Sesajen tersebut diangkut menggunakan perahu nelayan yang diiringi ratusan perahu lainnya, lengkap dengan hiasan umbul-umbul, sistem suara, dan pertunjukan hiburan untuk menyemarakkan acara.
Hadir dalam kegiatan ini sejumlah tokoh masyarakat serta Forkopimcam Kecamatan Sokobanah. Putra-putri Budaya Pantura juga ikut berpartisipasi dalam prosesi pelarungan dengan menaiki perahu milik Pak Misruji, bernama Samudra.
Harapan Nelayan: Lampu Mercusuar dan Penerangan Sungai
Usai kegiatan, beberapa nelayan seperti Dulberi (pemilik perahu Lanceng), Pak Misruji (Samudra), dan Dulwahet—yang juga tokoh masyarakat setempat—menyampaikan aspirasi kepada pemerintah daerah.
Mereka berharap adanya pemasangan lampu mercusuar di muara sungai sebagai penanda keluar-masuk perahu nelayan. Menurut mereka, keberadaan mercusuar sangat penting untuk keselamatan pelayaran, terutama saat gelombang tinggi dan minim penerangan.
“Kami minta kepada Dinas Perhubungan Kabupaten Sampang atau Provinsi Jawa Timur agar memberikan lampu mercusuar di sekitar muara. Sering terjadi kapal tenggelam karena tidak ada tanda navigasi. Lampu penerangan di area syahbandar juga sangat dibutuhkan,” ungkap Dulwahet.
Penerangan dan Infrastruktur Sangat Dibutuhkan
Selain itu, para nelayan juga mengeluhkan kurangnya lampu penerangan di sepanjang jalan menuju lokasi syahbandar dan tempat sandar perahu. Akses jalan yang rusak dan minim penerangan membuat aktivitas bongkar muat hasil tangkapan menjadi tidak optimal dan berisiko.
“Kalau malam, turun naik perahu jadi berbahaya. Penerangan itu penting untuk keselamatan pelaut, mencegah pencurian, dan mendukung aktivitas seperti perbaikan perahu,” jelas Dulwahet lagi.
Usulan Perbaikan Jalan dan Tanggul Penahan Abrasi
Tokoh masyarakat Desa Tamberu Timur, Abdul Wahid, juga menyampaikan perlunya perbaikan jalan di gang-gang desa dan pembangunan tanggul laut untuk menahan abrasi. Menurutnya, banyak rumah warga sudah terkikis air laut, terutama saat gelombang pasang tinggi.
“Kami mohon kepada pemerintah daerah dan provinsi untuk turun langsung ke lokasi. Selain untuk keselamatan, ini juga menyangkut kenyamanan hidup warga pesisir,” tegasnya.
Harapan di Balik Tradisi Rokat Tasek
Tradisi Rokat Tasek bukan sekadar budaya tahunan, tetapi juga momentum untuk menyuarakan kebutuhan dasar masyarakat nelayan Tamberu Timur. Dengan harapan hasil tangkapan ikan semakin melimpah, para nelayan juga menanti perhatian nyata dari pemerintah untuk membangun infrastruktur pendukung yang layak.