SURABAYA | BIDIK NEWS – Ketua KADIN Surabaya, Jamhadi menjelaskan, sektor jasa dan perdagangan masih menjadi penopang perekonomian kota Surabaya. Dari total PDRB sebesar Rp.480 triliun, 52% diantaranya adalah jasa dan perdagangan, dan 17% adalah industri pengolahan.
Sedangkan untuk Jatim sendiri, dari total PDRB Rp 2.063 triliun dimana industri pengolahan meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2018 lalu, industri pengolahan menempati posisi 1 dengan porsi 29,76% dan tahun ini di kuartal I/2019 mencapai 31,2%. Peringkat 2 adalah sektor jasa perdagangan 18%, diikuti bidang pertanian dan agrobisnis 13,9%.
“Untuk itu, lewat gelaran pameran skala internasional ini, sangat tepat sebagai tempat untuk memperkenalkan usaha makanan dan minuman (mamin) hingga alat-alat produksi, edukasi serta sertifikasi kepada para pelaku usaha, baik yang sudah mapan maupun yang masih start up,” kata Jamhadi saat membuka pameran ‘East Food Indonesia & East Pack Surabaya 2019’, di Grand City Convex Surabaya, Kamis, (20/6/2019).
Pameran ini, kata Jamhadi, juga meningkatkan kinerja perdagangan dan industri di Surabaya. “Skala industri Kita hanya 0,13% merupakan industri besar. 2,14% itu ada di industri menengah, dan 97 % lebih adalah industri kecil mikro dan menengah,” ungkapnya.
Cara mengelola UMKM tidak bisa seperti yang sudah-sudah, harus dilakukan oleh banyak pihak dengan dilengkapi communal branding.
“Sehingga semua pengusaha, baik mamin, fashion, bisa bekerjasama dalam satu merk untuk bersama. Ini juga mendukung program Walikota dan Kadin. Dimana Kota Surabaya sebagai Smart City, Kota kreatif versi Unesco. Dimana ada 7 pokok bahasan dalam Kota Kreatif itu, nomor 1 adalah bidang mamin, fashion, kerajinan, penyiaran, dan lainnya,” tegasnya.
Jamhadi yang juga Tim Ahli KADIN Jatim ini menambahkan, ada 4 bidang industri yang konsisten menjadi pendorong ekonomi Jatim.
Selama 5 tahun masih konsisten adalah 4 besar industri paling maju. Pertama adalah adalah mamin. Apakah itu dikerjakan oleh industri kecil, menengah atau besar. Ke-2 industri fashion. Ke-3 bisnis gadget, dimana Jatim membelanjakan Rp 31 triliun setiap tahunnya.
Sementara itu, CEO Krista Exhibitions Daud D Salim menambahkan, penyelenggara pameran East Food Indonesia & East Pack Surabaya 2019 menargetkan peningkatan pengunjung mencapai 25.000 orang. Jumlah itu meningkat dari penyelenggaran 2018 lalu yang mencapai 20.000 orang.
“Jumlah target pengunjung meningkat, karena jumlah peserta pameran juga tambah 20%. Selain itu juga ada pavilion mamin dari Korea Selatan yang memiliki daya tarik tersendiri,” katanya.
Pameran Eastfood Indonesia & Eastpack Surabaya merupakan pameran dalam bidang industri makanan dan minuman, bahan baku, teknologi dan jasa layanan dan teknologi pengemasan. Pameran yang berlangsung 4 hari, mulai Kamis-Minggu (20-23/6/2019) ini sudah berlangsung hingga tahun ke-11. (hari)