SURABAYA | bidik.news – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Jatim berkolaborasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jatim, Kantor LPS II Jatim dan Kemenkeu Jatim menggelar Media Briefing bertema “Memperkuat Pilar Nusantara: Sinergi Jatim dalam Menjaga Stabilitas, Menavigasi Tantangan, dan Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Jatim yang Berkelanjutan”, Rabu (14/5/2025).
Kegiatan dibuka oleh Kepala BI Jatim Ibrahim dilanjutkan dengan paparan materi oleh masing-masing Lembaga dan dihadiri jurnalis media di Jatim. Ibrahim menyatakan, ekonomi Jatim di triwulan I/2025 tetap solid, tumbuh 5,00% (yoy) lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 4,87% (yoy).
“Dari sisi permintaan, kinerja ekonomi utamanya ditopang oleh peningkatan konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah seiring dengan pencairan THR dan Bansos, dan net ekspor terutama ekspor komoditas lemak minyak, produk kimia, dan tembakau.,” ujarnya.
Secara sektoral, lanjutnya, kuatnya ekonomi Jatim didorong oleh peningkatan kinerja sektor pertanian seiring dengan panen raya padi dan peningkatan produksi holtikultura (cabai rawit) serta peningkatan kinerja sektor akomodasi, makan, dan minum seiring kenaikan permintaan pada perayaan Imlek, Ramadan dan Idul Fitri 2025.
“Kuatnya pertumbuhan ekonomi Jatim triwulan I/2025 didukung oleh terkendalinya inflasi sebesar 1,35% (yoy), meski lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya 0,77% (yoy). Inflasi yang terkendali tersebut sejalan dengan koordinasi TPID yang dirumuskan dalam kerangka pengendalian inflasi 2025,” kata Ibrahim.
Sementara, sejalan dengan capaian kinerja ekonomi Jatim, triwulan I/2025, Kepala Kantor OJK Jatim, Yunita Linda Sari menyampaikan, hingga Maret 2025, kinerja perbankan menunjukkan total kredit sebesar Rp609 triliun atau tumbuh 6,37% (yoy) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) Rp793 triliun atau tumbuh 2,94% (yoy).
“Stabilitas perbankan juga terjaga tercermin dari rasio NPL yang termitigasi 3,29% dan CAR yang kuat 30,43%. Ketahanan perbankan terhadap risiko likuiditas terjaga sebagaimana tercermin dari AL/DPK 11,16% dan AL/NCD 52,62%,” tandasnya.
Yunita menyampaikan, solidnya kinerja perbankan Triwulan I/2025 juga sejalan dengan capaian positif kinerja pasar modal, Industri Keuangan Non-Bank, Dana Pensiun, dan Perusahaan Pembiayaan.
Kepala Kemenkeu Jatim, Dudung Rudi Hendratna menyampaikan, sampai Maret 2025, belanja APBN di Jatim tumbuh kuat ditopang oleh Transfer Ke Daerah (TKD) 23,40%. “Pertumbuhan realisasi belanja APBN sebagai Shock Absorber, dilakukan melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), peningkatan bidang konektivitas dan ketahanan pangan. Kuatnya kinerja belanja sejalan dengan realisasi pendapatan pajak, kepabeanan dan cukai, serta PNBP yang tetap terjaga sesuai target yang ditetapkan sampai triwulan I/2025,” ucapnya.
Sedangkan Kepala LPS II Jatim, Bambang S. Hidayat menyampaikan, LPS memastikan SSK dan kinerja ekonomi nasional tetap terjaga melalui program penjaminan simpanan yang kredibel dan resolusi bank yang efektif. LPS menjamin penuh lebih dari 617 juta rekening simpanan nasabah di Bank Umum dan 15,5 juta rekening di BPR/BPRS atau mencakup 99,98% dari total rekening.
Kuatnya perekonomian Jatim triwulan I/2025 dan terjaganya stabilitas sistem keuangan akan berlanjut pada triwulan II/2025. “Dengan memperhatikan tantangan dan peluang yang ada, prospek ekonomi Jatim 2025 diprakirakan terus membaik, dengan inflasi yang tetap terkendali pada rentang sasaran nasional 2,5±1%”, ucap Ibrahim.
Ke depan, BI, OJK, Kemenkeu dan LPS II Jatim menegaskan komitmennya menjaga stabilitas dan mendorong ekonomi Jatim. Melalui penguatan sinergi, inovasi, dan kebijakan yang pro-growth, keempat lembaga optimis dapat berkontribusi signifikan dalam menjaga stabilitas, menavigasi tantangan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi Jatim yang berkelanjutan, sejalan dengan visi Jatim sebagai Gerbang Baru Nusantara serta mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.