SURABAYA | bidik.news – Kanwil IV Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) Surabaya terus memantau pergerakan harga bahan pokok menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024-2025 di Jatim.
Yakni dengan melakukan pantauan bersama Kepolisian Daerah (Polda) Jatim, Disperindag Jatim, Disbun Jatim, Disnak Jatim, Dinas Pertanian Jatim serta Bulog Surabaya di pasar tradisional Wonokromo dan toko swalayan Indogrosir.
Berdasarkan pantauan di Pasar Wonokromo Surabaya terdapat kenaikan pada daging ayam serta telur ayam.
Kondisi Harga Bahan Pokok, diantaranya harga Beras Premium rata-rata Rp16.000/kg, cukup stabil dalam 1 minggu ini. Harga Bawang Putih rata-rata Rp40.000/kg, belum banyak berubah dalam 1 minggu ini. Harga Bawang Merah rata-rata Rp35.000 /kg masih belum mengalami perubahan harga dalam seminggu.
Harga Minyak Goreng Merk Minyak Kita rata-rata Rp15.700/liter per liter, harga stabil. Harga Cabai Rawit rata-rata Rp 40.000/kg. Harga Gula Pasir rata-rata di harga Rp17.000 per kilogram. Harga Daging Sapi rata-rata Rp110.000/kg.
Harga Daging Ayam rata-rata Rp34.000/kg, relatif stabil. Harga Telur Ayam rata-rata Rp29.000/kg, mengalami penurunan dari Rp30.000/kg pada Senin – Minggu lalu.
Secara umum harga – harga di pasar swalayan terpantau masih sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) seperti beras, gula pasir, daging ayam dan minyak goreng. Adapun jika ditemukan kendala pasokan di pasar, baik pasar tradisional maupun modern, masing- masing tim yang turun bersama akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk membuat pasokan barang lebih lancar dan terkendali dari sisi harga.
Langkah pengawasan KPPU Kanwil IV menyasar pada aspek rantai distribusi bahan pokok, terutama untuk memastikan tidak ada praktik persaingan usaha tidak sehat yang dapat memicu kenaikan harga secara tidak wajar.
Kepala Bidang Kajian dan Advokasi Kanwil IV KPPU, Romi Pradhana Aryo menyampaikan, pihaknya juga akan bekerja sama dengan pemda, penegak hukum dan pihak terkait lain untuk menjaga kestabilan harga.
“Pengawasan berkala dilakukan terutama pada komoditas yang berpotensi mengalami kenaikan secara tidak wajar, bertujuan untuk melindungi konsumen sekaligus memastikan para pelaku usaha bersaing secara sehat,” ungkapnya.
“Kami berharap konsumen dapat lebih bijak dalam berbelanja dan memilih alternatif bahan pokok jika memungkinkan. Sementara itu, pelaku usaha diharapkan dapat menjaga pasokan dan tidak melakukan penimbunan yang dapat memperburuk situasi harga” tegasnya.
Pengawasan yang ketat dan langkah mitigasi yang tepat oleh berbagai pihak, diharapkan harga bahan pokok jelang Nataru 2024 dapat terkontrol bagi kepentingan seluruh pihak baik pelaku usaha dan konsumen.