JAKARTA | BIDIK – Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo memiliki resep tersendiri untuk mengendalikan dan menekan inflasi. Dimana
Pemprov Jateng memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk bisa melakukan diskusi dan mengambil keputusan secara cepat. Yaitu dengan aplikasi Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi yang disingkat ‘Sihati’.
Hal tersebut diungkapkan Ganjar Pranowo saat menjadi narasumber dihadapan ratusan wartawan ekonomi seluruh Indonesia yang mengikuti Pelatihan Wartawan Daerah BI 2017 di hotel Grand Sahid Jaya, Senin (20/11/2017).
Menurut Ganjar, aplikasi Sihati ini sangat efektif dan bermanfaat dalam mengendalikan inflasi. Sebab, tampilannya yang update itu menampilkan pantauan naik turunnya harga berikut produksi secara lengkap. Dengan begitu ketika ada kendala, maka dapat secepatnya diatasi.
Dijelaskan Ganjar, lahirnya Sihati ini berawal dari keinginannya melakukan efisien waktu, tempat dan setidaknya hemat konsumsi. “Karena kita tidak harus melakukan rapat yang kadang ada yang datang terlambat dan lain sebagainya. Karena itu dengan memanfaatkan chatting room, kita bisa bergerak cepat untuk melakukan sesuatu, terutama untuk pengendalian harga-harga di pasar,” ujarnya.
Tapi Ganjar mengakui, untuk mengendalikan kondisi ekonomi daerah di wilayahnya Jateng tidaklah mudah. Walau ekonomi mengalami pertumbuhan, namun Jateng masih dihantui oleh angka kemiskinan yang sangat tinggi.
Karena itu, menekan angka inflasi adalah hal mutlak yang dilakukan untuk menekan angka kemiskinan. Dengan aplikasi Sihati, Ganjar mengakui bisa melakukan early morning indicator untuk bisa melihat kondisi harga-harga di setiap saat.
“Kita analisa masalah, lalu diskusi tindakan apa yang harus dilakukan. Dengan melakukan virtual meeting di ruang chatting yang beranggotakan orang-orang yang berkepentingan dalam hal pengendalian harga dan inflasi. Sehingga kita bisa bergerak sangat cepat,” tuturnya.
Tak itu saja Ganjar juga menyebut Organisasi Perangkat Daerah (OPD) diwarning untuk mengaktifkan media sosial, sebagai bentuk perhatian dan upaya pantauan yang efektif. Hal ini sebagai upaya memonitor naik turunnya harga komoditas yang menjadi perhatian.
“Setiap satuan kinerja perangkat daerah wajib membuka media sosial. Sehingga harga bisa dipantau. Apa yang terjadi.Di sinilah peran media menjadi penting. Pantauan harga menjadi indikator pergerakan harga. Dengan demikian tindakan yang kita lakukan secara cepat menjadi early warning akan tindakan apa yang akan kita lakukan,” pungkasnya. (hari)