GRESIK – Wakil Bupati Kabupaten Gresik Aminatun Habibah bertemu dan berdialog dengan masyarakat membahas rencana menjadikan Bawean sebagai Perintis Pulau Pendidikan, berlangsung di pendopo Kantor Kecamatan Tambak. Jumat malam (19/11)
Rencana tersebut merupakan salah satu program Bupati Fandi Akhmad Yani dan Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah yang tercantum dalam Nawa Karsa yaitu program Gresik Cerdas, salah satu programnya ialah menjadikan Pulau Bawean sebagai Pulau Pendidikan.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Gresik, Hariyanto, mengungkapkan bahwa terdapat dua hal yang menjadi prioritas utama bagi Pemerintah Kabupaten Gresik utamanya Dinas Pendidikan, yaitu perbaikan sarana dan pra-sarana pendidikan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik di Kabupaten Gresik.
Hariyanto menjelaskan bahwa hampir 75% keadaan sarana dan pra-sarana pendidikan dalam keadaan kurang baik. Sebagai upaya untuk meningkatkan sarana dan pra-sarana pendidikan tersebut, Dinas Pendidikan telah melakukan pemetaan sekolah-sekolah yang ada di Kabupaten Gresik khususnya di Pulau Bawean. Ia juga menjelaskan bahwa pada tahun ini APBD untuk perbaikan sarana dan pra-sarana di bidang pendidikan di Pulau Bawean mencapai angka 3 Miliar. “Kami juga akan mengajak perusahaan-perusahaan di Kabupaten Gresik untuk bersama-sama menyelesaikan masalah sarana dan pra-sarana dengan dana CSR mereka,” ucap Hariyanto.
Hariyanto juga mengatakan bahwa peningkatan kualitas tenaga pendidik juga merupakan prioritas Dinas Pendidikan. Menurutnya, tenaga pendidik di Kabupaten Gresik masih belum memenuhi standar kualitas pendidikan nasional. Upaya yang dilakukan Dinas Pendidikan dalam waktu dekat ini adalah dengan memberikan insentif kepada tenaga pendidik, khususnya guru-guru non PNS, dengan harapan agar kualitas tenaga pendidik akan meningkat dan dapat menghasilkan siswa-siswi yang berkualitas .
Bu Min, sapaan akrab Wakil Bupati Gresik Aminatun Habibah dalam sambutannya menjelaskan rencana Bawean sebagai Perintis Pulau Pendidikan merupakan salah satu mimpi yang ingin diwujudkan.
Menurutnya, karakter masyarakat Bawean yang religius tidak cocok jika menjadikan Pulau Bawean menjadi pulau pariwisata seperti Pulau Bali.
“Orang Bawean itu sangat religius, sehingga jika Pulau Bawean dibuat menjadi Pulau Pariwisata seperti di Bali menjadi tidak cocok,” ujar Bu Min.
Sebelumnya, Bu Min menjelaskan bahwa awalnya konsep sebagai Pulau Pendidikan masih belum matang, hingga pada akhirnya Bu Min bertemu dengan Prof. Mustaji, Kepala Program Pascasarjana Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. Rencana menjadikan Bawean sebagai Pulau Pendidikan merupakan proyek pendidikan yang harus dibahas dan dipikirkan dengan serius menggunakan data-data yang valid dan perencanaan yang kuat sehingga akan terealisasikan dengan baik.
Konsep Pulau Pendidikan yang akan diterapkan di Bawean adalah menjadikan Pulau Bawean sebagai tempat tujuan bagi siswa-siswi yang ingin belajar studi tentang bahasa, dengan mendirikan pusat pembelajaran bahasa asing khususnya bahasa Arab dan bahasa Inggris.
“Kami ingin menjadikan Bawean sebagai ‘Pare’ nya Kabupaten Gresik, tetapi tidak hanya berhenti di bahasa Inggris, melainkan juga bahasa Arab, karena Bawean kental dengan pendidikan pesantrennya,” jelas Bu Min.
Bu Min berharap bahwa realisasi Bawean sebagai Pulau Pendidikan nantinya akan memberikan manfaat tidak hanya untuk masyarakat Pulau Bawean, namun untuk seluruh pelajar yang ingin belajar bahasa dan tertarik untuk datang ke Bawean. Bu Min juga mohon do’a dan masukan dari masyarakat agar program ini dapat diwujudkan dengan baik. “Jadi tidak hanya bermanfaat bagi pelajar, tetapi juga dapat mengangkat UMKM yang ada di Pulau Bawean, ekonomi masyarakat akan bergerak maju dan sejahtera,” sambungnya.
Tampak hadir dalam kegiatan tersebut : Wakil Bupati Gresik, Plt Kepala Dinas Pendidikan Gresik. anggota DPRD Gresik asal Bawean Musa, Camat Kecamatan Tambak Subhan, Ketua MUI , Ketua DMI, Ketua NU, kepala sekolah, dan juga pengurus ponpes . ( ali)