GRESIK — Banjir masih menjadi bahasan dalam musyawarah rencana pembangunan desa (Musrenbangdes) di Kelurahan Trate Kecamatan Gresik, Rabu (27/1).
Musrenbang ini dihadiri seluruh aparatur Kelurahan Trate, Anggota DPRD Gresik Hj. Lilik Hidayati, dan Camat Gresik Purnomo.
Purnomo mengakui masalah banjir di wilayah perkotaan bukan karena buruknya infrastruktur saluran air. Namun, karena perilaku masyarakat yang masih banyak membuang sampah di saluran air,
“Budaya masyarakat yang membuang sampah di saluran air, seperti bantal, kasur, dan sampah lain. Ini yang mengakibatkan saluran air mampet sehingga mengakibatkan banjir,” tegas Purnomo .
Selain soal banjir, dalam Musrenbang juga diusulkan soal penanganan kemiskinan. Saat ini, angka kemiskinan di Kota Gresik masih kisaran 1.300 KK (kepala keluarga). “Jumlah kemiskinan terbilang turun dari sebelumnya, 2.300 KK,” klaimnya.
Musrenbang ini mengusulkan 600 warga Kecamatan Gresik sebagai keluarga penerima manfaat (KPM) program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) yang sempat dicoret Kemensos RI. “Kami sudah usulkan ke dinas sosial agar melakukan verifikasi ulang,” pungkasnya.
Hj Lilik Hidayati seusai pertemuan mengungkapkan se bagaimana yang diamanatkan dalam undang undang nomer 25 Tahun 2004 , bahwa perencanaan pembangunan harus mengoptimalkan pendekatan partisipatif masyarakat sehingga perencanaan yg di susun mencerminkan kondisi riil yang ada di masyarakat .
“Sesuai dengan tugas dan fungsi DPRD maka Kami hadir Dalam acara tsb , baik terkait penganggaran , pengawasan dan membuat peraturan daerah beserta pemerintah daerah, ” jelas Hj Lilik.
Warga sangat antusias mengikuti musrenbang kelurahan , selama ini belum tahu tentang pokir pokir anggota dewan yang bisa membantu warga atau masyarakat yg membutuhkan bantuan baik terkait UMKM , bedah rumah dan pembangunan infrastruktur, juga termasuk bantuan hibah untuk lembaga pendidikan swasta.