SURABAYA | bidik.news – Di era digital saat ini, keberadaan informasi yang berlimpah bisa membawa dampak positif dan negatif. Di satu sisi, akses mudah ke data dan berita memungkinkan masyarakat untuk tetap terhubung dan terinformasi dengan cepat.
Namun, di sisi lain, banyaknya informasi yang tersedia juga memungkinkan penyebaran informasi yang menyesatkan. Karena itu, penting bagi masyarakat memiliki kemampuan membedakan antara fakta dan opini.
Sebagai pengguna teknologi dan media sosial, critical thinking dan open-mindedness menjadi 2 jurus penting untuk bertahan di era digital yang serbacepat.
Maka dari itu, Fakultas Psikologi Universitas Airlangga (Unair) yang berkolaborasi dengan Pusat Krisis dan Pengembangan Komunitas (PKPK) mengadakan webinar tentang bijak berliterasi digital sebagai bentuk pengabdian masyarakat. PKPK sendiri salah satu unit terapan Fakultas Psikologi Unair.
Webinar ini bertujuan mendorong SDGs ke-4 tentang edukasi berkualitas bagi masyarakat. Kegiatan ini dilakukan secara daring melalui Zoom, Sabtu (20/4/2024).
Prihadi Kususanto., Associate Professor, PhD. dan Dr. Rahkman Ardi, M.Psych menjadi narasumber pada webinar kali ini. Serta dipandu Bani Bacan Hacantya Yudanagara, S.Psi., M.Si. sebagai moderator.
Webinar yang diikuti 164 orang ini dibagi ke dalam 2 sesi. Sesi pertama menjelaskan informasi dan materi tentang jenis-jenis era dalam media, pengertian new media literacy, dan pentingnya memiliki new media literacy di era sekarang.
“New media literacy menjauhkan pengguna media dari risiko seperti menjadi korban scam, mengalami gangguan kesehatan mental, salah interpretasi [berita], terus compulsive online buying behavior,” ujar Kususanto Ditto Prihadi., Associate Professor, PhD. ketika menutup sesi pertama.
Sesi kedua webinar diisi oleh Dr. Rahkman Ardi, M.Psych. yang memaparkan informasi tentang mekanisme perilaku di ruang virtual. Seperti yang dikatakannya dalam sesi pemaparan materi.
“Walaupun ada faktor yang bersifat altruistik ketika menggunakan media sosial, faktor yang lebih mendorong orang dalam menggunakan media sosial adalah faktor egosentrik, terlepas kita bisa menggunakannya secara altruistik,” ujarnya.
Selama sesi tanya jawab, sejumlah peserta antusias bertanya seputar materi, baik melalui kolom chat maupun voice chat. “Menurut saya, webinar bagus dalam mempresentasikan fenomena interaksi manusia dengan media digital, serta pentingnya media literasi di era yang penuh dengan hoaks.” ujar salah satu peserta webinar.