SURABAYA – Kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan, Madura, tercatat mengalami kenaikan signifikan, Karenanya dibutuhkan langkah yang cepat dan efektif untuk menekan laju penyebaran serta meminimalisir angka kematian.
Nur Fitriana Anggota Komisi E DPRD Jatim, menyarankan Pemerintah agar menggunakan kearifan lokal untuk menyelesaikan kasus Covid-19 di Bangkalan. Salah satunya yakni dengan melibatkan tokoh Masyarakat, tokoh agama serta para relawan.
” Harus melibatkan stakeholder para tokoh masyarakat untuk memberikan kesadaran,” kata Nur Fitriana, Kamis ( 10/6).
Meski demikian, Neng Fitri sapaan akrab Nur Fitriana menilai, saat ini respons pemerintah untuk menanggulangi penyebaran Covid-19 lebih dari cukup. Terlebih, pemerintah pusat juga turun langsung ke Bangkalan dengan memberikan bantuan 30 unit ventilator oksigen untuk pasien Covid-19.
“Itu membantu sekali, karena banyak pasien datang sudah dalam kondisi agak parah. Yang dibutuhkan memang alat bantu oksigen,” katanya.
Namun, dengan kondisi situasi sekarang, pola yang diterapkan pemerintah untuk mengendalikan kasus Covid-19 di Bangkalan masihlah belum signifikan. Sehingga, dia menyarankan pemerintah agar memahami pula karakteristik warga di sana.
“Tidak bisa didekati dengan pola saat ini. Nah, sekarang gimana caranya tracing bisa diterima. Kedua, isolasi mandiri. Itu mereka lebih memilih isolasi mandiri daripada dirujuk. Sekarang PRnya adalah mendesign isolasi mandiri yang benar dan terawasi,” ucapnya.
Karenanya, Neng Fitri memberikan masukan kepada pemerintah agar menggunakan kearifan lokal untuk mengendalikan kasus di Bangkalan. Menurutnya, tidak bisa apabila pemerintah hanya mengandalkan ketegasan mengendalikan kasus di sana. “Jadi kita merespons sesuai dengan kearifan lokal. Kalau dengan cara maksa orang-orang bagaimanapun sulit. Makanya kita juga perlu relawan,” ujarnya.
Makanya, Ia pun juga meminta BPBD Jatim agar menerjunkan Tagana (Taruna Siaga Bencana). Nantinya Tagana akan dilibatkan membantu mengawasi warga yang melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.
( rofik)