SAMPANG – Kemarau cukup panjang membuat waduk Klampis yang terletak di Desa Kramat, Kecamatan Kedungdung, Sampang, mengalami pendangkalan. Bahkan nyaris tak ada air di beberapa tempat di lokasi waduk.
Padahal waduk tersebut merupakan sumber air utama untuk bercocok tanam para petani desa sekitar waduk. Akibat tidak adanya pasokan air dari waduk yang nyaris kering itu, para petani tak lagi bisa bercocok tanam.
Provinsi Jatim melalui Dinas Pekerjaan umum dulunya sering melakukan pengerukan, agar daya tampung air pada musim penghujan bisa maksimal. Namun, beberapa tahun terakhir ini, pengerukan sudah tak pernah lagi dilakukan. Sehingga terjadi pendangkalan di waduk. Akibatnya daya tampung air menurun drastis, dan ketika musim kemarau, sumber air itu tidak mampu mengairi lahan pertanian petani.
Salah seorang petani, bernama Budin, warga Dusun Kanjer, ketika ditemui mengatakan, bahwa sudah beberapa bulan saat memasuki musim kemarau, air waduk mulai berkurang hari demi hari. Sampai akhirnya kondisi air di waduk tidak ada sama sekali. ”Karena tidak ada pasokan air dari waduk lagi, maka sebagian besar petani tidak bisa bercocok tanam,” katanya.
Sementara itu, Moh. Yasin, salah satu Ketua lembaga swadaya masyarakat (LSM) Garuda di Sampang mengatakan, pihaknya sangat prihatin dengan kondisi waduk Klampis ini. Kondisi ini disebabkan kurangnya perawatan. ” Ini karena cukup lama tidak ada pengerukan dan pemeliharaan sehingga waduk mengalami pendangkalan,” katanya.
Selain itu, lanjut Yasin, banyaknya saluran irigasi yang rusak. ‘Mestinya bila ada perawatan waduk dan jalur irigasi secara berkala dan sistimatika dari pemerintah, waduk ini tidak sampai kekeringan seperti sekarang ini. Sehingga mengakibatkan warga desa tidak bisa bercocok tanam. ”Seandainya waduk ini dikelola dan dirawat dengan baik, Sampang bisa swasembada padi,” pungkasnya.(syam)