BIDIK NEWS | SURABAYA – Sebanyak 26 ribu ton jagung impor masuk melalui pelabuhan Tanjung Perak Surabaya, Rabu (23/1) malam.
Rencananya, jagung tersebut akan didistribusikan sebagai bantuan bagi peternak di berbagai daerah dari Kementrian Pertanian dan Bulog.
Hal itu dilontarkan Kepala Divre Bulog Jatim, Muhammad Hasyim, Kamis (24/1). Hasyim memastikan, masuknya 26 ribu ton jagung impor ke Jatim tidak akan mengganggu keberadaan jagung dalam negeri. Keberadaan jagung dalam negeri tidak terlalu banyak dan saat ini sudah ada. Sementara puncak panen jagung dalam negeri diperkirakan akhir Maret.
“Jadi keberadaan jagung impor ini tidak akan saling mengganggu, karena keberadaan jagung impor sudah ada wilayah distribusinya,” kata Hasyim sembari menjelaskan kalau jagung impor tersebut sudah langsung di didistribusikan sebagai bantuan.
Ditambahkannya, rincian distribusi bantuan antara lain, sebanyak 50 truk dikirim ke Bogor, 100 truk ke Kendal dan Jawa Tengah, dan 100 truk ke Blitar, Malang serta beberapa daerah di Jatim. “Dengan bantuan jagung ini kami harap para peternak di berbagai daerah tidak gelisah lagi, karena stok sudah ada,” katanya.
Jagung impor yang masuk ke Jatim tersebut, lanjutnya, adalah bagian dari program impor 100 ribu ton selama 2018, tujuannya untuk menekan harga telur melalui bantuan pakan ternak yang murah. Jagung tersebut akan dijual oleh Bulog dengan harga dibawah pasar sekitar Rp 4.000, sedangkan harga pasar kisaran Rp 5.600 sampai Rp 5.700.
Hasyim mengatakan, masuknya total 100 ribu ton jagung impor dari Brazil dilakukan secara bertahap, pada tahap pertama sebanyak 73 ton, dan telah tiba di Jakarta dan Surabaya pada Desember 2018. Kemudian, saat ini kembali tiba sekitar 26 ribu ton dan langsung didistribusikan kepada petani yang membutuhkan dan telah didata sebelumnya.
“Pendistribusian kami lakukan bersama Satgas pangan, dan diharapkan dengan masuknya jagung impor ini akan menekan harga telur yang sempat naik,” pungkasnya. (hari)