BIDIK NEWS | SURABAYA – BPJS Kesehatan menapaki usia ke-50 tahun, sebuah perjalanan panjang bagi sebuah Institusi Pemerintah di Tanah Air (15 Juli 1968 – 15 Juli 2018).
Selama 50 Tahu, BPJS Kesehatan tumbuh dan berkembang, dimulai dari Badan Penyelenggaran Dana Pemeliharan Kesehatan (BPDPK) di 1968, lalu berevolusi menjadi Perum Husada Bhakti di 1984. Kemudian di 1992 berubah menjadi PT ASKES (Persero) dan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan di 2014 bersama membangun kesehatan penduduk Indonesia.
Handaryo, Deputi Direksi Wilayah Jatim mengatakan, ulang tahun ke-50 sering disebut dengan istilah ulang tahun emas atau golden anniversary. Semua ragam perubahan, termasuk perubahan bentuk organisasi telah dilewati institusi ini dengan segala warna-warninya.
“Ulang tahun emas merupakan wujud kematangan, dalam hal organisasi wajib hukumnya berada dalam performa yang kuat, khususnya dalam melaksanakan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS),” ucapnya, Minggu (15/7).
Di tambahkannya, periode awal persiapan lahirnya BPJS Kesehatan di 2012-2013 di kenal dengan masa transformasi. Untuk periode 2014-2015 dikenal sebagai masa transisi. Periode 2016-2021, sebagai masa pembenahan infrastruktur atau fixing the infrastructure phase. Sehingga masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar-dasar yang lebih kuat bagi keberlanjutan program.
“Karena pada saat ini kami telah melakukan pembenahan berbagai infra struktur, mulai dari penerapan close payment, Verifikasi Digital Klaim (Vedika), Mobile-JKN, dan lainnya,” terang Handaryo.
Di tahun ke-5, BPJS Kesehatan mengelola Program JKN-KIS, sejak beroperasi pada 1 Januari 2014 hingga akhir 2017, hasil penelitian Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI) terhadap pelaksanaan program JKN-KIS.
“Bahwa dukungan sebagai upaya pemerataan ekonomi yang berkeadilan sangat berdampak positif program ini terhadap perekonomian Indonesi,” ucapnya lagi.
Untuk total kontribusi program JKN-KIS di 2016 mencapai Rp 152,2 triliun dan diperkirakan akan terus meningkat sangat tajam pada 2021 menjadi Rp 289 triliun. Dengan angka harapan hidup sebesar 2,9 tahun serta berkontribusi sebesar 0,84 persen dari PDB Indonesia.
Secara Nasional, jumlah kepesertaan JKN-KIS sebanyak 133,42 juta jiwa dan terus meningkat hingga per 31 Desember 2017 mencapai 187,98 juta jiwa dan akhir Mei 2018 mencapai 198,19 juta jiwa. untuk pemanfaatan JKN-KIS sebesar 223,4 juta kunjungan sampai akhir 2017.
Sementara di Kedeputian Wilayah Jatim, dari total penduduk di Jatim sebesar 40,9 juta jiwa dengan 38 Kab/Kota semunya sudah mengintegrasikan ke dalam Program JKN-KIS atau Jamkesda. Untuk capaian kepesertaannya baru mencapai 25,6 juta jiwa atau 63 persen.
BPJS Kesehatan untuk total kerja sama di Faskes Tingkat I sebanyak 2.585 dengan rincian, 965 puskesmas, 701 Dokter Praktik Perorangan, 576 Klinik Non Rawat Inap, 125 Klinik Rawat Inap, serta 219 Dokter Gigi.
Sementara itu ditingkat FKTRL, BPJS Kesehatan telah bermitra dengan 313 RS dan Klinik Utama, serta 450 Apotik dan 193 Optik. (hari)