PERJALANAN panjang sejak berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hingga saat ini selalu menjadi perhatian publik . Kinerja lembaga anti rasuah ini selalu menjadi sorotan publik , utamanya terkait OTT (Operasi Tangkap Tangan) yang menjadi ciri khas dalam pemberantasan korupsi.
Dalam perjalanannya, KPK seperti tidak takut dengan kekuatan politik dari partai politik dan kekuatan apapun, bahkan terhadap partai politik penguasa atau berkuasa. Hal ini dibuktikan banyaknya petinggi partai yang menjadi korban keganasan KPK.
Bahkan petinggi Polri dan besan mantan presiden SBY pun menjadi korban keganasan KPK. Berawal pada 2013 Presiden PKS Luthfi Hasan Ishaaq ditangkap KPK dalam kasus kuota daging impor dan dalam proses hukumnya , akhirnya divonis 6 tahun penjara.
Dua tahun berikutnya , Ketua Umum PPP Suryadharma Ali, ikut menyusul ke Rutan (Rumah Tahanan) KPK terkait kasus korupsi pelaksanaan ibadah haji tahun 2010 hingga 2013, akhirnya menjalani hukuman penjara 6 tahun.
Setelah itu, pada 2017 Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto juga diseret KPK, yang juga terkait kasus Mega korupsi e-KTP dan akhirnya divonis 15 tahun penjara . Kemudian menyusul tahun 2019 Ketua Umum PPP Romahurmuziy yang juga terjerat kasus suap hingga berujung penjara selama 2 tahun.
Tapi ada salah satu keberanian KPK yang patut diacungi jempol adalah penahanan Anas Urbaningrum pada tahun 2013 dan Muhammad Nazaruddin pada tahun 2011. Dimana posisi Anas pada waktu itu adalah Ketua Umum Partai Demokrat dan Nazaruddin sebagai bendaharanya di saat partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono menjabat sebagai presiden. Yang tak kalah beraninya, KPK juga menjerat besan presiden SBY dimana pada saat menjadi presiden keenam, yaitu Aulia Pohan yang juga berakhir dengan penjara selama 4 tahun, terkait korupsi penggunaan dana BLBI.
Tidak saja para petinggi partai , petinggi Polri berbintang dua pun pernah diseret oleh KPK, terkait kasus korupsi pengadaan simulator SIM , yaitu Djoko Susilo yang akhirnya divonis 18 tahun penjara oleh hakim Tipikor .(Berbagai Sumber/Imron)