MANADO | BIDIK – Kongres ke XX Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Manado Sulawesi Utara tuntas dilaksanakan dini hari tadi (21/11/2017) dengan menghasilkan sejumlah keputusan strategis. Salah satunya adalah terpilihnya Ketua Umum baru yang bakal menahkodai pusat organisasi Mahasiswa yang terkenal dengan slogal “Pejuang Pemikir – Pemikir Pejuang” ini.
Robaytullah K. Jaya dari Cabang Malang Raya akhirnya terpilih secara aklamasi; musyawarah mufakat. Sementara Clance Teddy dari Cabang Manado terpilih sebagai Sekjen. Duet kader visioner ini diharapkan mampu mengantarkan GMNI sebagai basis terkuat gerakan pemuda dan mewujudkan doktrin Marhaenisme dalam kenyataan.
“Kami akan menjadi bagian penting dalam merawat keberagaman bangsa berlandaskan gotong royong, dan menjawab kondisi internasional berlandaskan Pancasila.” tulis Roy, sapaan akrab mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) kelahiran Sumenep ini. Roy berjanji akan membawa GMNI sebagai pelopor Pancasila ditengah maraknya issue perpecahan bangsa.
Kongres XX yang dibuka oleh Presiden Jokowi seminggu lalu ini (15/11), merupakan forum pengambilan keputusan tertinggi organisasi, kali ini telah mengubah format organisasi yang sebelumnya Presidium menjadi DPP. Salah satu alumni GmnI, Eko Sigit, turut memberi komentar tentang perubahan format tersebut, “Dulu kenapa muncul format presidium tentu sekarang karena paradoksalnya. Kontek tirani rezim yang kuat saat itu membuahkan siasat GmnI merubah strukturnya dengan presidium yang elan pengambilan keputusannya kolektive kolegial. Setelah kondisi eksternal berubah (rezim), maka struktur harusnya menimbang dengan model struktur yang lebih taktis. Sifat majelis atau presidium atau pengurus besar hanya Tap dan tus atau besicking Pimpinan berhak regelling, saya rasa pertimbangan itu yg mungkin diambil oleh kawan kawan yg berkongres” ucapnya melalui aplikasi pesan whatsapp pada selasa pagi (21/11).
Selain memperkuat internal keorganisasian dan membuka DPC dan Korda baru, juga akan menjadikan organisasi kebanggaan Bung Karno ini sebagai think thank pergerakan kaum muda Indonesia.
Proses musyawarah dalam suksesi GMNI kali ini patut diapresiasi, terutama di tengah maraknya kebiasaan mengambil keputusan dengan cara voting akibat pengaruh budaya serba instan. Pengambilan keputusan secara musyawarah mufakat merupakan ruh dari Pancasila sebagai ideologi yang sudah final bagi bangsa dan negara Indonesia. (bima)
