SAMPANG – Kurangnya pembinaan atau komunikasi yang rutin antara petugas Penyuluha Pertanian Lapangan (PPL) dan petani di Desa Kamuning, Kecamatan Sampang, Kabupaten Sampang, mengakibatkan turunnya produksi padi kwartal pertama tahun 2020.
Kondisi itu terlihat dari banyaknya para petani menanam padi dengan apa adanya, dan cara bercocok tanam serabutan, tanpa melihat kondisi cuaca saat ini.
Menurut sejumlah petani, selama masa tanam hingga saat ini, belum ada petugas PPL yang memberikan penyuluhan atau berkomunikasi dengan para petani di Desa Kemuning dan Dea Pangelen Kecamatan Sampang. ”Kami tidak tahu bagaimana menanam padi dengan cuaca seperti sekarang ini. Bagaimana pola tanamnya. Karena tidak ada petugas PPL yang diajak bicara,” kata Moni, salah seorang petani Desa Kemuning, Senin (10/2/2020).
Kurangnya pantauan dan pembinaan dari petugas PPL itulah, masyarakat Desa Kemuning dan Pangelen mengkhawatirkan, turunnya produksi hasil padi mereka untuk masa tanam saat ini. ”Banyak petani tidak tahu, bagaimana memelihara tanaman padi pada kondisi cuaca seperti sekarang ini,” kata Moni menambahkan.
Sementara itu Plt Kepala Dinas Pertanian Sampang, Ir Suyono melihat kondisi itu berjanji akan menindaklanjuti. Karena terkait kondisi tanaman padi di dua desa itu, pihaknya belum menerima laporan.”Saya akan tindaklanjuti, agar tidak terjadi gagal panen tahun ini,” katanya, Senin (10/2/2020).
Menurut Suyono, untuk mencegah gagal panen itu hendaknya harus ada perbaikan seperti rumah kompos, pengendalian pupuk kandang, serta penyuluhan kepada para petani bagaimana meningkatkan produksi padi dengan cuaca seperti sekarang ini.” Kami sebenarnya sudah meminta laporan setiap kecamatan per bulan, untuk melihat bagaimana kondisi padi di setiap desa di Sampang. Nah bila ada yang belum komunikas dengan petugas PPL, itu kami akan cari tahu dulu,” pungkasnya.