BIDIK NEWS | SURABAYA – Universitas Airlangga (Unair) kembali membukukan sejarah. Badan Wakaf Indonesia (BWI) mengeluarkan surat keputusan persetujuan pengelolaan wakaf melalui Pusat Pengelolaan Dana Sosial (PUSPAS) Unair di Jakarta. Persetujuan ini menjadikan Unair sebagai perguruan tinggi pertama, sekaligus satu-satunya pengelola wakaf.
Ketua PUSPAS Unair, Tika Widiastuti menyatakan, dia bersama tim yang meliputi Dr Wisudanto, sekretaris PUSPAS Unair dan Dr. Sulistya, Kepala Divisi Pengembangan berangkat ke Jakarta untuk memenuhi undangan BWI yang diketuai M. Nuh yang juga mantan Menteri Pendidikan.
“Dengan keputusan ini, sah sudah Unair menjadi Perguruan Tinggi pertama yang disetujui menjadi Nazhir Wakaf atau pengelola wakaf. Hal yang belum dicapai oleh UI, ITB, UGM ataupun kampus-kampus lain,” ungkap Tika baru-baru ini.
Dengan status baru itu, lanjut Tika, mulai saat ini Unair sudah langsung bisa mengelola dana wakaf yang diterima. Dengan ini Unair sudah bisa menerima donasi cash waqf (wakaf uang).
“Saya berharap target Unair masuk 500 world class university (WCU) dapat di-support dengan dana wakaf. Dengan ditunjang Unair sebagai perguruan tinggi pertama sebagai nazhir/pengelola wakaf semakin bisa dipercaya alumni dan stakeholder lainnya untuk berwakaf ke Unair, khususnya mendukung pendidikan,” tuturnya.
Sementara itu, Divisi Pembinaan dan Pemberdayaan Nazir BWI Hendri Tanjung menambahkan, dengan ditunjuknya Unair sebagai universitas pengelola wakaf yang pertama. Unair bisa bertahan sampai akhir jaman dan menjadi tauladan bagi kampus-kampus yang lain.
Mewakili rektor, Ketua Pusat Informasi dan Humas, Dr. Suko Widodo menyampaikan, bahwa keputusan BWI itu, selain amanah, juga menjadi motivasi Unair untuk terus mengembangkan usaha-usaha sosial. Khususnya kegiatan sosial yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan mahasiswa. (hari)