SURABAYA | bidik.news – Perkembangan ekonomi regional Jatim untuk PDRB di triwulan II/2023 tercatat Rp 735,70 triliun (ADHB) atau Rp 460,99 triliun (ADHK), tumbuh 2,66% (q-to-q), 5,10% (c-to-c) dan 5,24% (y-on-y).
“Kontribusi pertumbuhan dari sisi produksi didominasi industri pengolahan (30,17%). Sedangkan dari sisi pengeluaran didominasi konsumsi RT (61,23%),” kata Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Jatim, Taukhid saat press conference APBN KiTa Regional Jatim hingga 31 Juli 2023 di Aula Lt.7 Gedung Keuangan Negara I Surabaya, Jl. Indrapura, Selasa (22/8/2023).
Dibeberkan Taukhid, bahwa investasi di Jatim di triwulan II-2023 sebesar Rp 31,38 triliun, tumbuh 3,55% (q-to-q) dan 3,51% (y-on-y), terdiri dari PMA Rp15,35 triliun, tumbuh 3,64% (q-to-q) dan 31,38% (y-o-y) dan PMDN Rp16,03 triliun, tumbuh 3,46% (q-to-q) namun terkontraksi 13,97% (y-o-y).
Sedangkan tingkat Inflasi Jatim bulan Juli 2023 sebesar 4,11% (y-on-y), 1,60% (y-t-d), dan 0,15% (m-to-m). Pada Juli 2023 (m-to-m), dari 11 kelompok pengeluaran, 1 kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yaitu perumahan,air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (-0,03%) dan 10 kelompok pengeluaran mengalami inflasi. Kelompok pengeluaran dengan Inflasi tertinggi pada Juli 2023, yaitu pendidikan 0,65% (m-t-m).
“Berdasarkan klasifikasi komponen bahan makanan (BaMa) dan energi, komponen Bama mengalami inflasi 0,03% (m-t-m), 2,22% (y-on-y), 3,23% (y-t-d). Sementara komponen energi mengalami inflasi 0,03% (m-t-m) dan 12,52% (y-on-y), namun mengalami deflasi 1,25% (y-t-d),” ucap Taukhid.
Neraca Perdagangan (NP) Jatim Juli 2023 defisit US$1,00 miliar (sektor migas defisit US$0,42 M & non migas defisit US$0,58 miliar). Impor bulan Juli-2023 tumbuh 16,78% (m-to-m) namun masih terkontraksi 18,36% (y-o-y) dan 17,00% (c-to-c). Impor masih didominasi bahan baku/penolong (64,84%). Berdasarkan komoditas, impor pada Juli 2023 didominasi sektor migas (BBM) 8,91%.
Sementara untuk ekspor pada Juli-2023 tumbuh 2,42% (m-to-m) namun terkontraksi 22,18% (y-o-y) dan 17,28% (c-to-c). Ekspor non migas berkontribusi 99,06% dari total ekspor Juli 2023. Sektor industri berkontribusi 94,03% dari total ekspor Juli 2023, lalu pertanian (4,58%), migas (0,94%), dan pertambangan & lainnya (0,46%).
Kunjungan wisman pada Juni 2023 melalui Bandara Juanda mencapai 18.025 kunjungan, tumbuh 14,56% (m-to-m) dan 281,72% (y-on-y). Tingkat Penghuhian Kamar (TPK) hotel 40,66%, tumbuh 0,69% (m-to-m) dan 2,42% (y-o-y). Rata-rata Menginap Tamu (RLMT) hotel meningkat menjadi 1,71 hari dari Mei sebesar 1,62 hari.
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Kota Surabaya bulan Juli 2023 sebesar 129,6 kontraksi 2,02% (m-to-m) dibanding Juni 2023 sebesar 132,2. Meski mengalami kontraksi dibanding bulan sebelumnya, IKK Kota Surabaya masih lebih tinggi dibanding IKK nasional 123,5.
Indeks Penjualan Riil (IPR) Kota Surabaya bulan Juli 2023 diproyeksikan sebesar 441,0 terkontraksi 0,34% (m-to-m) dari Juni-2023 sebesar 442,5.
PMI Manufaktur Indonesia Juli 2023 tercatat 53,3, masih terus meningkat dibanding Juni 2023 tercatat 52,5. PMI Manufaktur Indonesia Konsisten diatas angka 50,0 (ekpansif) sejak September 2021. Sementara PMI Manufaktur Dunia tercatat 48,70 (dalam fase kontraksi).
Perkembangan Realisasi APBN Regional & APBD Konsolidasian.
Kinerja pendapatan negara mengalami kontraksi, persentase realisasi mengalami kontraksi 10,06% (yoy) dan secara nominal terkontraksi 3,21% (yoy), belanja negara tumbuh positif, persentase realisasi tumbuh 10,66% (yoy) dan secara nominal tumbuh positif 6,28% (yoy).
Realisasi APBN Regional
Realisasi pendapatan negara hingga Juli 2023 mencapai Rp140,52 triliun (54,75%) dari total target yang ditetapkan sebesar Rp256,68 triliun yang meliputi penerimaan pajak 61,79% (Rp 62,97 triliun) dari target (Rp101,91 triliun), secara persentase terkontraksi 4,45% (yoy) didorong oleh hampir seluruh jenis pajak, yaitu PPH,PPN, dan pajak lainnya.
Sementara hanya PBB yang mengalami pertumbuhan positif. Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 49,02% (Rp73,48 triliun) dari target (Rp149,90 triliun), secara persentase terkontraksi 15,22% (yoy) disebabkan perlambatan penerimaan BK, BM dan Cukai.
Sedangkan realisasi PNBP 83,50% (Rp 4,07 triliun) dari target (Rp 4,87 triliun), secara persentase tumbuh positif 15,17% (yoy) ditopang baik oleh penerimaan PNBP lainnya dan penerimaan BLU yang kembali tumbuh positif pada bulan ini.
Realisasi belanja negara hingga Juli 2023 mencapai Rp 69,41 triliun atau (56,43%) dari total pagu belanja
negara sebesar Rp123,0 triliun, meliputi realisasi belanja K/L mencapai 52,94% (Rp 23,96 triliun) dari alokasi TA 2023 sebesar Rp 45,25 triliun, secara
nominal tumbuh positif 9,56% (yoy).
Pertumbuhan ditopang oleh belanja pegawai, belanja barang, dan belanja modal yang tumbuh positif baik nominal maupun presentase. Sementara pada belanja bansos tumbuh positif secara nominal. Namun masih mengalami kontraksi secara persentase hingga
saat ini.
Realisasi TKD mencapai 58,45% (Rp 45,45 triliun) dari alokasi TA 2023 sebesar Rp77,76 triliun, secara
keseluruhan secara nominal & persentase mengalami pertumbuhan impresif masing- masing sebesar 4,63% dan 9,92%.
Surplus regional Jatim mencapai Rp 71,11 triliun mengalami kontraksi 26,44% dibanding periode yang sama TAYL, menunjukkan penurunan penerimaan negara di Jatim terhadap penerimaan negara secara nasional. Surplus yang tinggi (53,20% dari target) mengindikasikan peningkatan aktivitas perekonomian Jatim.
Realisasi APBD Konsolidasian
Realisasi pendapatan APBD Konsolidasian se Jatim hingga 31 Juli 2023 Rp 68,19 triliun (5,75% dari Target TA 2023). Realisasi belanja APBD konsolidasian se Jatim hingga 31 Juli 2023 sebesar Rp51,79 triliun (38,72% dari alokasi TA 2023) didominasi oleh komponen belanja pegawai dengan proporsi 45,95%.
Proporsi TKD terhadap pendapatan daerah sebesar 66,66%, menunjukkan bahwa dukungan dana pusat melalui TKD masih menjadi faktor dominan sumber pendanaan APBD di Pemda se-Jatim. Surplus anggaran hingga 31 Juli 2023 tercatat Rp16,40 triliun, dengan pembiayaan bersih Rp 6,53 triliun menghasillkan SILPA hingga 31 Juli 2023 mencapai Rp 22,93 triliun.
Perkembangan Kredit Program di Jatim
Sampai 31 Juli 2023, realisasi penyaluran kredit program mencapai Rp 20,11 triliun kepada 639.983 debitur yang terdiri dari penyaluran KUR Rp19,16 triliun kepada 384.415 debitur, UMi Rp 0,95 triliun kepada 255.568 debitur.
Penyaluran KUR hingga 31 Juli 2023 mengalami kontraksi berdasarkan debitur maupun nominal masing-masing -59,30% (debitur) dan -48,60% (nominal) dari capaian sepanjang 31 Juli 2023. Sementara
penyaluran UMi mengalami kenaikan baik debitur 48,46% (debitur) dan 61,93% (nominal).