PROBOLINGGO — Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan profesionalisme dibidang penembakan artileri. Asisten Logoistik Kepala Staf Angkatan laut (Aslog Kasal) Laksda TNI Moelyanto menyerahkan sarana lattet siswa Kodikopsla Kodiklatal. Yakni berupa Sewaco Gunnery Firing Range (GFR) di Pusat Latihan tempur (Puslatpur) Paiton, Probolinggo, Minggu (15/12/2019).
GFR diterima langsung Komandan Kodikopsla Laksma TNI Laksma TNI Irwan Achmadi, M.Tr, (Han) mewakili Komandan Kodiklatal. Turut hadir Kadisenlekal, Kadisfaslanal, Dirdik Kodiklatal, Komisaris Utama PT Len sebagai penyedia jasa Leonardi dan para Paban dilingkungan Kodiklatal, Slogal dan Disenlekkal.
Moelyant menyampaikan, sesuai amanat undang-undang No. 34/2004 menyebutkan, salah satu tugas TNI AL adalah membangun dan mengembangkan kekuatan matra laut. Tugas tersebut dilaksanakan melalui pembinaan kemampuan peralatan alutsista, kemampuan sumber daya manusia, pengawas alutsista serta pembinaan kesiapan operasi dan latihan.
Dalam hal pembinaan SDM, maka salah satu implementasi nya melalui peningkatan sarana prasarana di lingkungan pendidikan TNI AL. “Karena itu tujuan pembangunan sewaco GFR untuk mendukung kebutuhan akan sarana pendidikan dan pelatihan bagi prajurit siswa Kodiklatal sebagai calon pengawak alutsista dan organisasi TNI AL,” katanya.
Melalui penyerahan ini diharapkan terlaksananya tugas pokok melalui pemahaman terhadap pengawasan manajemen sistem kendali senjata meriam 76 mm otomelara yang digunakan di KRI. Yakni jenis vanspik, Sigma, MRLF, mrlf dan PKR class Fatahillah.
“Sehingga konsep pelatihan “Train As We Fight” (Latihlah kami sebagaimana cara kami bertempur) bagi para siswa pengguna sewaco GFR ini diharapkan diterapkan. Karena mereka akan mendapatkan pelatihan penggunaan sistem berupa dengan alat ada yang ada di Galeri saat ini,” ungkap Moelyanto.
Keberadaan sewaco GFR ini juga untuk memanfaatkan material eks KRI Slamet Riyadi-352. Agar dapat digunakan kembali untuk mendukung pemenuhan sarana alat instruksi dan alat penolong instruksi bagi institusi pendidikan TNI AL.
Juga para siswa mendapatkan gambaran tentang peralatan teknis di kapal yang akan menjadi medan penugasan mereka kelak di kemudian hari. “Kami berharap ke depan dapat dikembangkan tidak hanya meriam 76 mm saja, namun bisa meriam 57mm, 40 mm dan meriam lainya,” pungkas Pati bintang 2 ini.