SURABAYA l bidik.news – Badan Anggaran (Banggar) DPRD Jawa Timur membahas rencana alokasi anggaran Rp 800 miliar yang akan dikucurkan Pemprov Jatim, dalam program makan bergizi gratis Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Alokasi itu rencananya akan dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Jatim 2025 yang saat ini sedang digodok bersama Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Jatim.tentunya lebih lanjut akan di bahas di tingkat Komisi
Dari data yang dipaparkan, total anggaran yang dibutuhkan untuk skala nasional dalam program makan bergizi gratis pada APBN 2025 diperkirakan mencapai diperkirakan mencapai 94,6 triliun. Program makan gratis tersebut diperuntukkan bagi siswa SD, SMP, SMK dan sederajat.
Dari jumlah tersebut, sebesar 75 persen anggaran akan dikucurkan oleh pemerintah pusat yakni Rp 71 triliun, sedangkan sisanya ditanggung oleh provinsi dan kabupaten kota melalui APBD sebesar Rp 23,6 triliun.
Dari jumlah tersebut, Pemprov Jatim diperkirakan akan mengalokasikan anggaran Rp 800 miliar untuk program makan bergizi gratis di Jawa Timur.
Menanggapi hal itu, anggota Fraksi Golkar DPRD Jawa Timur Jairi Irawan , S.Hum mengatakan, fraksinya mendukung penuh alokasi anggaran untuk program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran.
Menurut dia, program pemerintah pusat itu berdampak sangat positif, bagi peningkatan SDM, sehingga harus dikawal agar proses pelaksanaannya berjalan lancar.
“Kita membackup benar program makan bergizi gratis Prabowo-Gibran,” katanya.
Anggota DPRD Jawa Timur dari Dapil Tulungagung-Blitar itu mengatakan, setelah dibahas dalam rapat Banggar, program tersebut akan dibahas dalam Pendapat Akhir Fraksi, untuk diteruskan dalam rapat paripurna.
Jairi menambahkan, program makan bergizi gratis sangat efektif dalam mencegah stunting, dan meningkatkan kualitas sumberdaya manusia. Dengan pemenuhan makanan bergizi gratis, maka anak-anak yang sehat dan bergizi akan tumbuh menjadi generasi penerus yang berkualitas dan produktif.
“Anak-anak yang sehat akan memiliki energi yang cukup untuk belajar dan bermain, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi individu yang aktif dan produktif,” tambahnya.
Dijelaskan Jairi, program ini memberikan kesempatan yang sama bagi semua anak untuk mendapatkan makanan bergizi, terlepas dari latar belakang ekonomi keluarga. Dampaknya, juga akan menekan angka kemiskinan.
“Dengan mengurangi beban pengeluaran untuk makanan, keluarga dapat mengalokasikan anggaran untuk kebutuhan lain yang penting,” tambahnya.
“Angkatan kerja yang sehat dan produktif akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Masyarakat yang sehat akan memiliki produktivitas yang lebih tinggi, sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional,” pungkasnya. ( Rofik )