SURABAYA | bidik.news –– Pada bulan April 2025 ini, UPT. Taman Budaya Jatim (TBJ) mempunyai 2 agenda kegiatan kesenian, yakni Dokumentasi Karya Budaya Jaran Slining Lumajang dan
Panggung Ekspresi Seni.
Rincian 2 kegiatan tersebut adalah:
1. Dokumentasi Karya Budaya Jaran Slining Lumajang digelar, Kamis (24/4) pukul 19.00 WIB di Gedung Kesenian Cak Durasim TBJ Jl. Getengkali, Surabaya. Jaran Slining merupakan seni pertunjukan tari tradisional khas Kab. Lumajang yang tercipta dan diilhami dari kesenian Jaran Kencak.
Salah satu keunikan khas Tari Jaran Slining terletak pada properti yang digunakan, yaitu tiruan Kuda (Jaran Kencak) yang dihias dengan aksesoris dan busana jazirah kerajaan. Tari
Jaran Slining biasa disajikan 2 orang secara berpasangan.
Satu orang sebagai penunggang kuda-kudaan dan satu orang lagi sebagai pengencak atau pemecut. Tari ini merupakan akulturasi kebudayaan Jawa dan Madura yang nampak dari bentuk
pakaian penari dengan corak dominan warna merah, kuning, dan hijau.
Warna mencolok tersebut melambangkan keberanian, kelembutan, dan keceriaan. Begitu pula bentuk koreografi yang rancak dan dinamis serta iringan gamelan kenong telok
sangat kental dengan nuansa Pandhalungan.
Menurut Mbah Dimo Irfan seorang tokoh seniman Jaran Slinigg pada tahun 2019 menyebutkan, awal mula adanya Tari Jaran Slining karena masyarakat dulu gemar menggelar pertunjukan
Jaran Kencak dalam setiap hajatan sunat/khitan.
Namun karena kondisi keterbatasan ekonomi, tuan rumah selaku pemilik hajat tidak bisa menggelar pertunjukan Jaran Kencak karena biaya yang dibutuhkan tidaklah sedikit. Sehingga timbul ide untuk menciptakan imitasi bentuk kesenian Jaran Kencak dan lahirlah kesenian Jaran Slining.
Secara bahasa Jaran artinya Kuda, Slining berasal dari kata Sak Lining yang artinya sedikit. Bentuk kreatifitas seniman Jaran Kencak dalam menciptakan Jaran Slining lama-kelamaan dapat diterima masyarakat.
Seiring perkembangan zaman, saat ini banyak seniman Jaran Kencak yang menyajikan rangkaian pertunjukan Jaran Slining dalam setiap sajian pertunjukan Jaran Kencak. Ada pula seniman yang siap melayani kebutuhan masyarakat untuk menggelar Jaran Slining secara terpisah tanpa menampilkan kesenian Jaran Kencak.
Pada Dokumentasi Karya Budaya ini bentuk penyajian materi tidak sekedar
menampilkan kesenian Jaran Slining seperti aslinya tetapi ada 2 bentuk sajian yang akan ditampilkan, yakni:
Karya Tari “ASHOLAH JHARAN”, merupakan karya tari kreasi baru yang berpijak pada tari Jaran Slining dengan jumlah penari 10 orang. Tari ini disajikan di awal acara sebagai tari pembuka dengan durasi sajian sekitar 6 menit dan menggunakan iringan live gamelan laras slendro.
Pertunjukan Jaran Slining dengan cerita “NADZAR KAPUSAN” merupakan
pertunjukan yang memadukan antara seni teater tradisional (semi ludruk) dan tari Jaran Slining. Cerita yang disajikan adalah cerita yang menggambarkan
kehidupan sosial masyarakat saat menggelar kesenian Jaran Slining sebagai perwujudan Nadzar hajatan orang tua untuk mengkhitankan anaknya.
Alur cerita akan dikemas secara dramatik yang mengadung unsur suasana sedih, kegembiraan, kejenakaan, dan konflik pertemanan yang relevan dengan lika- liku kehidupan masyarakat yang pelik. Estimasi durasi sajian sekitar 45 – 60 menit dengan iringan live gamelan laras slendro.
2. Panggung Ekspresi Seni, yang akan digelar, Minggu (27/4) pukul 13.00 WIB di Gedung Kesenian Cak Durasim. Sanggar yang akan mengisi acara ini yakni Sanggar Putra Bima Respati pimpinan Sariyono.