GRESIK – Berdakwa dapat dilakukan dengan bebagai cara. Untuk mengkuti perkembangan dunia digitalisasi perlu dilakukan terobosan dan inovasi untuk berdakwa. Hal inilah yang mendasari organisasi Islam tertua di Indonesia Muhammadiyah membentuk program Muhammadiyah’s Influencer Speak up.
Hal tersebut disampaikan lansung oleh wakil ketua Majelis Pustaka dan dan Informasi PP Muhammadiyah, Edy Kuscahyanto saat menggelar jumpa pers di Hotel Horison, Gresik, jam 09.00 WIB, Minggu (26/09/2021).
Melalui program ini, Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Pusat Muhammadiyah menjagak para influencer atau orang yang berpengaruh di Medsos untuk melalukan dakwah dengan pandangan moderat.
“Upaya inilah yang saat ini kita lakukan agar dapat membendung konten islam yang berhaluan keras. Pihaknya berharap, melalui Muhammadiyah’s Influencer Speak Up masyarakat lebih bisa memahami islam yang moderat dan islam yang rohmatalil alamin,” jelasnya.
Edy menyampaikan bahwa Muhammadiyah’s Speek Up ini sebagai uapaya untuk mengantisipasi bahaya islam intoleran yang cenderung ektrimis didunia maya. Edy berharap agar para influncer dapat memberikan kontribusi dakwa di medos agar masyatakat dapat sepenuhnya memahami Islam yang penuh perdamaian dan tidak mengajarkan kekerasan.
” Kami telah melakukan Work Shop di berbagai daerah untuk memberikan pengetahun dan tujuan Muhammadiyah’s influencer Speak Up. Kami himbau para influencer agar memberikan dakwa Wattasyihah,” tegasnya.
Lebih lanjut diuraikan, untuk menghadapi konten Islam yang ekstrim, kami berharap para influencer untuk membuat konten Islam yang sebenarnya. Satu konten akan kita sebarkan ke 100 akun.
“Kita akan sebarkan konten Islam toleran melalui media sosial baik twiter, face book, instragram, youtube tik tok dan beberapa konten lainya,” urainya.
Ditambahkan Edy, sebenarnya banyak konten dengan beragam cara dalam melakukan dakwah didunia medsos. Salah satunya yang dilakukan oleh konten kreator Sa’diyah Ma’ruf yang mengkampanyekan Islam secara humor di akun Youtube.
“Yang dilakukan Sa’diyah Ma’ruf pada konten Youtubenya sangat sederhana tidak menyakiti dan mengena. Seperti video ketika ada warga Palestian berkunjung ke negara Jerman, lalu ditanya paspor. Dijawab, anda kan tidak mengakui kalau Palestina adalah suatu negara, kenapa anda menanyakan paspor,” jelas Edy sapaan akrabnya. (Him)