SAMPANG – Keluhan para petani melihat keadaan irigasi di 2 Kecamatan, yakni Kec. Torjun dan Jrengik saat musim kemarau tiba nanti dipastikan akan gagal becocok tanam. Dikarenakan melihat saluran irigasi yang dangkal. Ditambah kelangkaan pupuk yang saat ini sangat dirasakan para petani setempat.
Hal itu juga dirasakan para petani, meski belum panen, kekurangan pupuk seperti tahun sebelumnya bakal kurang maksimal hasil panennya. Ditambah kurang seimbang dengan luas lahan yang dikelola para petani akibat saluran air irigasi yang kurang lancar.
Carik Desa Kanjer H. Holil saat ditemui dirumahnya mengatakan, dengan adanya irigasi saluran bendungan Klampes yang terletak di Desa Kramat, Kec. Kedudung itu. Saluran irigasinya yang menuju Desa Torjun dan Jrengik perlu dilakukan pengerukan dan pemeliharaan.
“Karena melihat kedangkalannya itu sangat perlu diperhatikan oleh pemerintah daerah atau provinsi,” ungkapnya, Minggu (24/1/2021).
Sedangkan, dari pantauan bidik.news dilapangan, kondisi irigasi saat ini memang sudah dangkal dan banyak ditumbuhi ilalang dan pepohonan. Bahkan disepanjang saluran Irigasi yang menuju 2 Desa itu banyak yang sudah bocor akibat kurangnya pemeliharaan da perawatan, sehingga jalannya air banyak yang melalui lubang-lubang pinggiran Irigasi.
Menurut pengakuan para petani saat ditemui, sangat mengeluh dengan melihat kondisi dangkalnya saluran irigasi. Sehingga sawahnya tidak pernah kebagian air saat musim kemarau tiba.
“Kami sebagai petani mohon kepada pemerintah daerah atau provinsi agar melakukan normalisasi. Sehingga para petani bisa meningkatkan perekonomiannya dengan baik. Karena di desa kami Torjun juga banyak masyarakat yang bercocok tanam atau petani,” ujar Salim.