GRESIK – Persaingan di bursa kerja formal seusai sekolah kejuruan semakin ketat, maka untuk memberikan keahlian khusus kepada siswa untuk siap dalam wirausaha perlu dipersiapkan secara matang, demikian disampaikan Kepala SMK 2 Maskumambang, Siti Fatimah SS saat jelang dimulai pelatihan membatik di sekolahnya. Selasa (13/10).
” Saat ini dalam penyerapan dunia kerja formal terutama di pabrikan untuk lulusan SMK masih cukup terbuka, namun jumlah lulusan sekolah tidak seimbang dengan lowongan pekerjaan, sehingga kita lebih menyiapkan siswa untuk menciptakan pekerjaan, bukan mencari pekerjaan,” terang Siti Fatimah.
Lebih lanjut dikatakan bahwa lingkungan sekolah, dan juga kebanyakan wali murid adalah petani sawah dan tambak, sehingga para siswa juga dikenalkan dan sekaligus diasah ketrampilannya dalam bidang lain, misalnya membuat batik dan sekaligus memasarkannya.
Mentor pelatihan membatik Sibori Rr Henny Eka Ferdian alias Amik sangat serius dalam pelatihan membatik Sibori yang diikuti 150 peserta terdiri siswa siswi SMK Maskumambang, dewan guru, serta siswa SMP di sekitar sekolah / ponpes tersebut.
” Selama menjadi trainer dalam membatik Sibori, dilingkup sekolah Maskumambang ini peserta lebih banyak, lebih kreatif meski baru pemula, lebih banyak bertanya untuk dipraktekkan dalam membatik, dan hasilnya membuat peserta dan pembina pada kagum, dan rata rata minta pelatihan lebih lanjut,” terang Amik.
YDSF Gresik yang membuka kantor perwakilan di kawasan ponpes Maskumambang, ikut serta dalam mensupport kegiatan pelatihan membatik kepada siswa,menyambut gembira, ” Kita membuka kantor layanan ZIS dikawasan Ponpes ini, sudah selayaknya kita memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, termasuk dalam pelatihan membatik ini,” jelas Saifudin salah satu staf YDSF. ( ali )