MANGGARAI TIMUR (NTT)-Sebagai negara yang berangkat dengan tradisi agraria yang kuat, ada banyak peristiwa budaya di Indonesia yang berkaitan dengan ritual menanam dan memanen.
Masa awal tanam punya festival dan perayaannya sendiri untuk berharap agar musim tanam kali ini membawa hasil yang baik. Setelah panen pun, ada perayaan berbeda.
Kali ini sebagai ucapan rasa syukur atas berkah dan kemurahan hati dari Sang Penguasa atas hasil tanah yang melimpah, warga masyarakat suku Tolang, Kampung Tuwa, Desa Golo Tolang, Kecamatan Kota Komba,Kabupaten Manggarai Timur, mengadakan ritual adat berupa pesta sykuran panen pada Sabtu, (29/08/2020).
Siprianus Tandang, Tua’a Teno Tolang (Kepala adat suku Tolang) kepada awak media menjelaskan bahwa syukuran panen yang di maksudkan adalah ghan woja weru (Penti), ini merupakan acara syukuran atas keberhasilan para anggota suku tolang selaku pekerja kebun di tiga Lodok (Hak Ulayat) yakni, Lodok Ndokor, Lodok Wae Lopa dan Lodok Ragu.
“Ritual adat ghan woja weru (penti), sejatinya acara adat secara turun temurun dari nenek moyang kami dalam suku Tolang. Sebelum memasuki acara ghan woja weru lebih dulu melewati beberapa rangkaian proses acara adat seprti, Karong Woja Wole, (arak-arakan padi diselingi nyanyian adat setempat), menuju rumah adat Gendang suku Tolang,” jelasnya
Siprianus kembali menuturkan, setelah prosesi acara selesai di rumah gendang, selanjutnya langsung dimulai dengan Caci (tarian cambuk adat manggarai), dan masih banyak lagi.
Hal senada disampaikan Ferdinandus Jehaman warga suku Tolang, bahwasanya acara syukuran panen ini, bagian dari ucapan terimakasih, dan turut syukur atas berkat Tuhan dan Nenek moyang yang telah melimpahkan rejekinya untuk suku Tolang, lewat tanah, tanaman Padi dan Jagung.
“Bagi kami suku Tolang, acara syukuran panen ini merupakan tradisi wajib dilakukan, acara ghan woja weru (penti) punya makna khusus bagi suku Tolang. Kami suku Tolang percaya dan yakin segala bentuk hasil pertanian baik itu padi, jagung dan tanaman lain merupakan pemberian Tuhan dan Nenek Moyang, jadi sudah sepatutnya kita menghargai dan menghormati,” ungkapnya
Sementara itu kades Golo Tolang Arkadeus Ngalas Menerangkan, acara ghan woja weru (penti), yang dilaksanakan oleh suku Tolang merupakan tradisi budaya adat manggarai umumnya, namun tetap mengikuti protokol kesehatan.
“Pesta adat tahun ini berbeda dari tahun sebelumnya. saat ini lagi masa pandemi covid-19, untuk itu acara syukuran panen dan tarian caci tetap dilaksanakan namun harus mengikuti protokol Kesehatan, seperti penyemprotan disinfektan terlebih dahulu, kemudian periksa suhu tubuh, cuci tangan, wajib bermasker dan jaga jarak, ” terangnya
Dari pantuan media, acara syukuran panen yang berlangsung satu hari ini, turut dihadiri Kades Golo Tolang, Kepala Puskesmas Ketang, Tenaga Kesehatan, dan juga dari pihak keamanan.