JAKARTA – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SBI) mengumumkan laporan keuangan perusahaan atas kinerja semester I/2020. Meski di tengah pandemi, SBI tetap mampu mencatatkan hasil lebih baik pada semester I/2020 jika dibanding periode yang sama tahun lalu.
Asosiasi Semen Indonesia mencatat terdapat penurunan konsumsi semen nasional sebesar 7,72% pada semester I/2020, terutama karena melambatnya kegiatan proyek dan pembangunan sebagai dampak dari musim hujan, Bulan Ramadhan dan libur Hari Raya Idul Fitri, serta pembatasan karena pandemi Covid-19.
Hingga akhir semester I/2020, SBI mencatat peningkatan volume penjualan semen dan terak sebesar 2% dan mempertahankan pendapatan sebesar Rp 4.518 miliar. Laba bruto meningkat 29,16% dan EBITDA 45,84%. Beban Pokok Pendapatan turun 7,21% karena penyesuaian-penyesuaian pada operasional selama pandemi.
SBI berhasil mencapai peningkatan Laba Sebelum Bunga dan Pajak Penghasilan sebesar 158,12% menjadi Rp 493 miliar dibanding Rp 191 miliar pada periode yang sama 2019. Serta mencatatkan laba positif Rp 82 miliar dibanding kerugian yang dialami pada semester I/2019.
Proyeksi Bisnis Semester II/2020
Presiden Direktur SBI, Aulia Mulki Oemar mengatakan, SBI akan terus menerapkan program-program efisiensi dan menjaga arus kas sebagai prioritas selama kondisi belum kembali pulih. Banyak proyek-proyek infrastruktur dan perumahan yang tertunda karena anggaran teralih untuk dana kesehatan.
“Namun kita masih bisa meraih peluang dari pasar ritel. Jadi kondisinya masih sangat dinamis. Karena itu, kami terus berupaya menjalankan operasional dengan efisien dan terus berinovasi memberikan solusi-solusi yang sesuai kebutuhan pelanggan saat ini”, ujar Aulia, Senin (3/8/2020).
Komitmen SBI dalam inovasi dan solusi berkelanjutan, juga hadir dalam aspek pemeliharaan lingkungan. Belum lama ini, SBI bersama SIG selaku induk perusahaan meresmikan proyek kolaborasi pengelolaan sampah perkotaan menjadi bahan bakar alternatif (refuse-derived fuel/RDF) di Cilacap, Jawa Tengah, 21 Juli 2020 lalu.
Fasilitas yang diresmikan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan ini bentuk kerjasama antara SBI dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Pemerintah Denmark, Pemprov Jawa Tengah, dan Pemkab Cilacap.
Pertama didirikan di Indonesia, fasilitas ini mampu mengelola 120 ton sampah per hari, yang akan diolah menjadi 60 ton RDF untuk dimanfaatkan sebagai substitusi sekitar 45 ton baru bara dalam proses produksi semen di pabrik SBI di Cilacap, Jawa Tengah.