SURABAYA – Jadwal pendaftaran Pilkada Surabaya semakin dekat . Bacawali Machfud Arifin (MA) sudah dipastikan akan maju dalam Pilkada Surabaya.
Pasalnyaa MA berhasil memborong beberapa partai besar untuk berkoalisi, diantaranya PKB, Golkar, Gerinda, PAN, Nasdem sebagai partai pengusung .
Namun bagaimana dengan mimpi Kepala Bappeko Surabaya Ery Cahyadi yang sudah sejak lama “digadang-gadang” oleh Risma Triharini sebagai calon penggantinya . Namun hingga saat ini, Ery Cahyadi belum ada tanda-tanda akan diusung oleh partai mana.
Padahal saat ini hanya tinggal PDI-P yang belum menentukan sikapnya terkait calon yang akan diusung dalam Pilkada Surabaya . Tentunya untuk merealisasikan mimpinya dapat maju dalam Pilkada Surabaya, Ery Cahyadi hanya berharap Rekom dari PDI-P, karena hampir sebahagian besar partai-partai besar berkoalisi mendukung Bacawali MA.
Beredar khabar, untuk mendapatkan Rekom, Eric hanya berharap dari kedekatan Walikota Surabaya Risma Triharini dengan Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, kedekatan ini yang diharapkan mampu melakukan loby-loby politiknya dengan “Big bos” PDI-P, agar Rekom jatuh ke Ery Cahyadi.
Sumber di Pemkot Surabaya mengakui, bahwa Ery Cahyadi memang figur yang dipersiapkan oleh Risma sejak lama sebagai penggantinnya,”Ery memang sudah lama akan dijadikan sebagai pengganti Bu Risma,” ujarnya.
Selain itu, Ery Cahyadi selama ini memang dikenal sebagai birokrat, sehingga tidak memiliki akses atau kedekatan kebeberapa parpol, namun yang mengupayakan untuk mencari partai pengusung dalam Pilkada Surabaya, tentunya Big Bosnya ,” Nanti Bu Risma sendiri yang mencari partai pengusung dan Bu Risma berharap dari PDI-P, karena kedekatannya dengan Bu Megawati,” tandasnya.
Dari berbagai sumber menyebutkan diinternal partai berlambang banteng moncong putih ini, disebut-sebut telah terjadi tiga fiksi dalam pencalonan Pilkada di Surabaya, diantaranya fiksi Bambang DH (Mantan Walikota Surabaya) yang punya visi “Pokoknya bukan Risma cs”, lalu fiksi Risma dengan agenda Ery Cahyadi dan fiksi Wishnu Sakti Buana. Kemungkinan kendala ini yang membuat DPP PDI-P agak terlambat memberikan Rekom dalam Pilkada Surabaya.