SURABAYA | Bertindak sebagai narasumber, Syaikhul Islam, MHI, Kepala Sekolah Muhamadiyah 4 (Mudipat) Pucang Surabaya, menghadiri acara talk show bertema “Mendidik Generasi Muslim Milenial”, bertempat di Mall Grandcity Convention & Exhibition Surabaya, Jumat (08/11/2019).
Acara ini merupakan salah satu dari rangkaian kegiatan Festival Ekonomi Syariah (FEsyar) yang dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah/regional, yakni FESyar Regional Sumatera, FESyar Kawasan Timur Indonesia, dan FESyar Regional Jawa yang sekaligus merupakan FESyar tingkat nasional yamg digelar pada 6-9 November 2019.
Hadir pada acara ini, yaitu isteri dari Wakil Gubernur (Wagub) Arumi Bachsin, Kepala Sekolah SD Muhamadiyah 4 (Mudipat) Syaikhul Islam MHI dan penulis Ayah Edy sebagai narasumber. Sedangkan yang bertindal sebagai moderator adalah aktor dan presenter Ben Kasyafani.
Saat ditemui usai kegiatan acara tersebut, Syaikhul Islam menjelaskan terkait generasi muslim milenial yang siap menghadapi perkembangan ekonomi syariah dunia.
“Anak adalah aset penting dan berharga bukan hanya bagi orang tua tetapi juga untuk bangsa. Maka bagaimana kita bisa mendidik anak-anak muslim milenial menjadi seperti yang kita harapkan yakni anak-anak yang agamis, religius, smart dan cerdas, kemudian mempunyai kepercayaan diri yang tinggi, dan juga kemandirian,”jelas Syaikhul
Selain itu, Syaikhul menambahkan walaupun prosesnya tidak mudah, untuk menuju harapan itu tetap ada. Asalkan tidak hanya dikaitkan dengan masalah akademik saja, melainkan juga dengan membentuk generasi muslim milenial berkharakter yang positif. “Kalau dalam bahasa agama itu “Akhlakul Kharimah”,”imbuhnya.
Lebih lanjut, dalam menghadapi abad ke-21 ini, generasi muslim milenial haruslah memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, berkolaborasi, serta memiliki daya fikir yang kritis sehingga melihat segala sesuatu dengan daya nalar pikirnya untuk membuat suatu keputusan sendiri.
“Dan juga harus kreatif. Di Mudipat sendiri, kita mulai memperkenalkan lifeskill, soft skill untuk menambah pengetahuan dan juga sebagai bekal generasi muslim milenial ini untuk masa depan,” kata Syaikhul
Di akhir wawancara, Syaikhul juga berpesan kepada para orang tua agar tetap bekerja sama dengan pihak sekolah dalam hal memberikan pendidikan kepada anak-anaknya.
“Jangan sampai sekolah dijadikan sebagai pengemban misi utama pendidikan. Padahal tidak. Menurut trilogi pendidikan yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah itu sendiri,” pungkas Syaikhul.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) mendukung Indonesia menjadi pusat pengembangan ekonomi syariah dunia. Hal ini diwujudkan melalui peran BI dalam memperluas cakupan kegiatan Festival Ekonomi Syariah dan Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) tahun 2019.
Kepala BI Perwakilan Jawa Timur Difi A. Johansyah saat Bincang Bareng Media, Kamis, (31/10/2019), mengungkapkan, berbeda dibandingkan tahun sebelumnya, tidak hanya FESyar di tingkat regional, namun juga digelar FESyar Nasional yang akan menghadirkan kegiatan shari’a fair berskala nasional dan memperkuat program pemberdayaan ekonomi pesantren tingkat nasional melalui sarasehan nasional ekonomi pesantren.
Sejalan dengan tema dan tujuan tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim bekerjasama dengan instansi terkait memprakarsai sejumlah inisiatif terkait model bisnis pesantren, model bisnis ZISWAF, sertifikasi halal dan menembus pasar global bagi UMKM.
“Ada 4 Hal yang baru dalam penyelenggaraan Festival Ekonomi Syariah 2019. Pertama, mengintensifkan pemasangan QRIS di rumah ibadah sebagai upaya Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur dalam mendukung kebijakan BI di bidang Sistem Pembayaran. Kedua, sinergi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mendorong program One Pesantren One Product (OPOP). Ketiga, showcase museum Arthasuaka dengan koleksi numismatik yang menggambarkan masuknya islam di nusantara khususnya di Pulau Jawa. Keempat, peminat booth Fesyar yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan tentunya pada tahun ini peserta booth lebih banyak diisi dengan merchant online (pengusaha online) yang telah diseleksi terlebih dahulu” ulas Difi.
Fesyar Indonesia yang diselenggarakan di Surabaya merupakan puncak dari penyelenggaraan Fesyar yang telah diselenggarakan sebelumnya di wilayah Sumatera (Palembang), KTI (Banjarmasin).
“Fesyar Indonesia 2019 menekankan ekonomi syariah yang lebih konkrit dengan menghadirkan business matching antara industri keuangan dan pengusaha, selain terus menjadi ajang edukasi ekonomi syariah di Jawa Timur”jelas Difi.
Penyelenggaraan FESyar dan ISEF menjadi salah satu implementasi pilar ketiga dari fokus strategi utama blueprint1 pengembangan ekonomi dan keuangan syariah BI yaitu Penguatan Riset, Asesmen, dan Edukasi.
Sementara itu, Ketua Fesyar 2019 Harmanta menambahkan, seluruh rangkaian FESyar di 3 (tiga) wilayah merupakan bentuk kegiatan menuju gelaran Indonesia Shari’a Economic Festival (ISEF) 2019 pada 12-17 November 2019 di Jakarta.
“Dalam kegiatan Fesyar nanti akan ada Syariah Fair terdiri dari Bincang bersama tokoh muda muslim inspiratif, talkshow “Mendidik Generasi Muslim Milenial”, talkshow “Mudah dan Murah Berwisata Halal”, talkshow “Sukses Berbisnis Halal”, Lomba Guyon ala Santri dan demo memasak halal.” ungkap Harmanta.
Sementara itu, ada pula Expo Fesyar yang menghadirkan pameran halal food, muslim fashion dan halal lifestyle, parade kuliner Jawa Timur, Indonesia Islamic Art Museum dan live music artis nasional. (J4k)