SURABAYA|BIDIK NEWS – Maraknya pemberitaan yang beredar terkait dampak pembangunan apartemen Grand dharmahusada lagoon (GDL) yang menyebabkan ratusan rumah warga perumahan Gunawangsa Mas mengalami kerusakan dan penurunan tanah, Pihak PP Property menggelar konferensi pers untuk melakukan hak jawab.
Pimpinan Proyek PP Property Nurjaman menjelaskan, ada beberapa pemberitaan yang dikatakan kurang sesuai dengan fakta di lapangan. Yakni persoalan ada atau tidaknya ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Grand Dharmahusada Lagoon. Nurjaman mengatakan proyek yang digarap oleh BUMN itu telah memiliki IMB.
“Kita memastikan kita sudah punya IMB, kita sudah lengkap syarat ijinnya semuanya, dan kita melaksanakan pembangunan dan proses di lapangan sesuai dengan aturan yang ada di Surabaya,” jelasnya saat ditemui di Surabaya (1/08/2019).
Selain itu, terdapat juga pemberitaan terkait ada 10 keluarga yang terpaksa diungsikan keluar tempat tinggalnya karena rumahnya terdampak pembangunan GDL. Ia mengatakan bahwa hal itu tidak benar mengingat hanya ada satu keluarga yang diungsikan karena rumah warga tersebut sudah tidak layak huni.
Ia juga memastikan sekitar 200 rumah warga yang terdampak akan mendapat ganti rugi sesuai dengan kerusakan yang dialami.
“Kami itu berusaha sekooperarif mungkin termasuk di GDL. Kami sudah merumuskan solusi sejak pertama kali rapat tahun lalu di bulan September,” katanya.
Dalam hak jawab yang digelar oleh PP Property juga dihadiri oleh perwakilan warga Gunawangsa Mas. Perwakilan warga yang hadir berasal dari paguyuban warga Dharmahusada Mas. Perwakilan warga merasa PP sangat kooperatif untuk merumuskan ganti rugi atas kerusakan rumah yang dialami warga.
“PP kooperatif, PP sudah mau memberikan ganti rugi kepada kami itu kan sudah baik,” Paulus ketua pengawas paguyuban Dharmahusada Mas
Sebelumnya salah satu warga Dharmahusada Mas mengeluhkan PP tidak kooperatif untuk mengganti rugi atas kerusakan yang dialami rumahnya. Menurutnya PP belum memberikan solusi Kongkret untuk rumahnya yang berdampak.
Lilianawati (33) salah satu warga terdampak menuturkan rumah yang ditinggalinya mengalami kerusakan cukup parah, “Rumah kami banyak yang retak ya, sampai di plafon-plafon. Dari bulan berapa itu,” kata Lilianawati, Senin (29/7/2019).
Lilianawati cemas apabila rumah yang ditempatinya itu roboh. Pasalnya, kerusakan yang terjadi pada rumahnya cukup signifikan. Bahkan ia selama ini sudah berinisiatif memperbaikinya dengan biaya sendiri. “Tapi sudah saya perbaiki, takut kalau roboh malah nanti bagaimana kan,” bebernya.
Lilianawati juga menyampaikan bila permasalahan tersebut sudah diketahui oleh pihak pelaksana proyek. Akan tetapi, hingga sekarang, upaya memperbaiki rumah warga seperti yang dijanjikan sang kontraktor tak kunjung terealisasi.
“Orangnya PP Properti sudah datang ke sini, untuk foto-foto mana saja yang rusak. Mereka sudah datang dari bulan berapa itu saya lupa,” tandasnya.