BANYUWANGI|BIDIK, Pemkab Banyuwangi dinilai masih belum representatif dan mampu mengakomodir kegiatan sepakbola.
Demikian ungkapan Ketua Askab PSSI Kabupaten Banyuwangi, Andik Purwanto menyikapi nasib klub Persewangi yang tidak bisa gunakan stadion Diponegoro saat laga kandang, karena bersamaan dengan agenda Banyuwangi Festival.
Secara prinsip, pihaknya menilai ada dua hal yang harus dikomunikasikan dengan Pemkab. Pertama, kalau bicara sepak bola, memang itu otoritas Askab PSSI, Kabupaten Banyuwangi ini memiliki jumlah klub lokal sepakbola banyak, dari semua Desa di Banyuwangi memiliki klub, jumlahnya ratusan, dan jumlah itu terbanyak di provinsi Jatim.
“Bayangkan bagaimana kita mengelola jumlah ratusan klub lokal itu jika tidak terakomodir,” kata Andik.
Kedua, terkait penggunaan fasilitas stadion, pihaknya menyayangkan dengan sikap Pemkab Banyuwangi yang terkesan menutup mata.
“Ini kegiatan tahunan yang rutin dilaksanakan oleh Asosiasi PSSI, kompetisi Liga 2 dan Liga 3 yang kita ikuti merupakan kompetisi tingkat Nasional, ini sudah terjadwal dan sudah bergulir sejak beberapa bulan lalu,” imbuhnya.
Terlebih, lanjut Andik, stadion Diponegoro tersebut dibangun dengan uang rakyat, dan Persewangi adalah bagian dari pengguna fasilitas.
“Satu-satunya stadion yang kita miliki yaitu stadion Diponegoro, kalau mau dimanfaatkan untuk even-even, harusnya ada komunikasi, tapi ini tidak pernah dilakukan, atau memang ini sengaja ada pembiaran, disini kita sudah dibuat kecewa,” pungkasnya.(nng)